Bisnis.com, JAKARTA--Setelah serangan 11 September, warga Muslim di Amerika Serikat sering distigmatisasi, didiskriminasi dan dianggap sebagai musuh di negara. Akan tetapi, setelah 20 tahun berlalu, kondisi itu mulai terlihat berubah.
Kini kalangan Muslim Amerika Serikat mulai memantapkan identitas mereka dan mengukir ruang untuk diri mereka sendiri dalam struktur politik arus utama. Mereka kemudian menjadi lebih terlihat dan aktif secara politik.
Sebagaimana teori adaptasi dalam kehidupan, menonjolkan diri dalam kehidupan merupakan cara dalam menghadapi tantangan.
Baca Juga
Moustafa Bayoumi, seorang penulis dan profesor di Brooklyn College mengatakan identitas politik Muslim di AS sebagian besar terbentuk setelah 9/11 sebagai tanggapan terhadap “isu kefanatikan”. Muslim di Amerika Serikat menyadari bahwa tidak ada yang akan melindungi mereka, kecuali diri mereka sendiri.
Bayoumi mengatakan sebelum 11 September 2001, hampir tidak ada pengakuan umum terhadap Muslim Amerika sebagai sebuah kelompok.
"Akan tetapi, begitu Anda melihat bahwa ada permusuhan sosial yang terorganisir maka identitas Anda terbentuk sebagai tanggapan terhadap itu sebagai cara untuk tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga mengklaim ruang untuk diri Anda sendiri,” kata Bayoumi seperti dikutip Aljazeera.com, Minggu (12/9/2021).