Bisnis.com, JAKARTA — Aksi bom bunuh diri bandara Kabul, Afghanistan, pada Kamis (26/8/2021) dikecam banyak kepala negara, termasuk dari penguasa de facto Afghanistan, Taliban.
Komando Pusat Amerika Serikat mengatakan, serangan teroris ISIS menewaskan sedikitnya 13 tentara AS dan melukai 18 lainnya. Puluhan warga sipil Afghanistan juga menjadi korban aksi terorisme ini. Presiden AS Joe Biden menyebut, tentara Amerika yang gugur dalam kejadian tersebut sebagai pahlawan.
"Hati kami sakit, untuk semua keluarga Afghanistan yang kehilangan orang yang dicintai, termasuk anak kecil, atau yang terluka dalam serangan keji ini," katanya, dikutip dari harian The Washington Post, Jumat (27/8/2021).
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen juga mengutuk serangan yang menurutnya pengecut dan tidak manusiawi itu. “Masyarakat internasional harus bekerja sama secara erat untuk menghindari kebangkitan terorisme di Afghanistan dan sekitarnya,” ujarnya.
Senada, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg juga mengungkapkan kemarahan dan kesedihan atas aksi itu. “Saya mengutuk keras serangan teroris yang mengerikan di luar bandara #Kabul. Pikiran saya bersama semua yang terkena dampak dan orang yang mereka cintai,” katanya di Twitter.
Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa duta besar Prancis untuk Afghanistan akan meninggalkan negara itu dan bekerja dari Paris.
Baca Juga
Lalu, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau juga menyatakan duka mendalam atas kejadian tersebut.
"Ini adalah hari yang sangat sulit, tidak hanya bagi warga Afghanistan tetapi juga bagi orang-orang di seluruh dunia, termasuk di Kanada, yang telah lama berkomitmen kuat pada rakyat Afghanistan dan masa depan yang lebih baik bagi Afghanistan," katanya dalam sebuah konferensi pers.
Kementerian luar negeri Pakistan, India dan Turki merilis pernyataan yang menyampaikan belasungkawa dan mengutuk serangan itu.
"Serangan hari ini memperkuat kebutuhan dunia untuk bersatu melawan terorisme dan semua orang yang memberikan perlindungan bagi teroris," kata pernyataan dari Kementerian Luar Negeri India.
Cerita berlanjut di bawah iklan
Kecaman juga datang dari Menteri Luar Negeri Norwegia dan Kanselir Jerman Angela Merkel, serta Perdana Menteri Israel Naftali Bennett.
Bennet sendiri harus menunda pertemuannya dengan Presiden AS karena serangan tersebut. “Israel mendukung Amerika Serikat di masa-masa sulit ini, sama seperti Amerika selalu mendukung kami,” katanya.
Sementara itu, Juru bicara Taliban, Suhail Shaheen, ikut mengonfirmasikan adanya dua ledakan yang terjadi di dekat Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, ibu kota Afghanistan. Menurut dia, ledakan ini terjadi di area yang dikontrol oleh tentara Amerika Serikat, yang sedang melakukan proses evakuasi warga negara mereka.
"Laporan awal menyebutkan 13 orang tewas dan 52 luka-luka," kata Suhail dikutip dari Reuters pada hari yang sama.
Taliban pun menyatakan mereka ikut mengutuk ledakan yang berasal serangan kelompok tertentu ini dan berjanji akan mengadili pelakunya. Taliban mengaku belum mengidentidikasi pelakunya, tapi Suhail menyebut kelompok ini sebagai 'lingkaran yang jahat'.