Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Sebut 10.000 Orang Tunggu Dievakuasi di Bandara Kabul, Afghanistan

Amerika Serikat tidak memiliki kemampuan untuk menyelamatkan warga AS dan warga Afghanistan yang berada di luar Ibu Kota Afghanistan, Kabul.
Orang-orang berlarian menuju Terminal Bandara Kabul, setelah gerilyawan Taliban menguasai istana presiden di Kabul, (16/8/2021), dalam gambar diam yang diambil dari video yang diperoleh dari media sosial. ANTARA/Jawad Sukhanyar/via REUTERS/pri.
Orang-orang berlarian menuju Terminal Bandara Kabul, setelah gerilyawan Taliban menguasai istana presiden di Kabul, (16/8/2021), dalam gambar diam yang diambil dari video yang diperoleh dari media sosial. ANTARA/Jawad Sukhanyar/via REUTERS/pri.

Bisnis.com, JAKARTA - Pejabat militer Amerika Serikat mengatakan dalam jumpa pers bahwa sedikitnya 10.000 orang masih berada di bandara Kabul, Afghanistan, menunggu untuk dievakuasi dari negara yang kini dikuasai oleh Taliban tersebut.

William Taylor, kepala Staf Gabungan militer AS untuk Operasi Regional mengatakan pihaknya telah mengevakuasi sekitar 19.000 orang dalam 24 jam terakhir. Secara total, lebih dari 70.000 orang telah dievakuasi sejak 14 Agustus.

Mereka terdiri dari orang asing dan warga Afghanistan yang keluar dari Afghanistana sehari sebelum Taliban menyerbu Kabul. Dalam perkembangan lain, militer AS mengakui tidak dapat menyelamatkan orang Amerika Serikat yang terdampar di luar Kabul.

Juru bicara Pentagon, John Kirby mengatakan militer Amerika Serikat tidak memiliki kemampuan untuk menyelamatkan warga AS dan warga Afghanistan yang berada di luar Ibu Kota. Mereka ingin meninggalkan negara itu, tetapi tidak dapat mencapai Kabul.

"Saya tidak ingin memberikan harapan bahwa kami akan dapat terbang ke seluruh negeri untuk menjemput orang," kata Kirby kepada wartawan seperti dikutip Aljazeera.com, Kamis (26/8/2021).

Pentagon telah mengkonfirmasi bahwa militer AS menggunakan helikopter untuk mengangkut orang ke bandara pada tiga kesempatan. Pemerintah AS juga menerima panggilan untuk memberikan bantuan bagi warga negara lainnya. Di antara mereka adalah sekelompok 40 orang Afghanistan asal San Diego, California, yang tidak dapat mencapai Kabul, menurut surat kabar San Diego Union-Tribune.

Kelompok itu terdiri dari 24 siswa dari Cajon Valley. Inspektur distrik sekolah tersebut, David Miyashiro mengatakan orang-orang Afghanistan itu tinggal berdasarkan visa khusus untuk militer AS dan sedang mengunjungi keluarga sebelum penarikan warga AS ditetapkan.

“Ada batas kemampuan yang kita miliki di sini. Tetapi ketika kami dapat membantu, dan jika kami mendapatkan helikopter untuk membantu, kami akan melakukannya,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Aljazeera
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper