Bisnis.com, JAKARTA - Jutaan warga Afghanistan menghadapi risiko kelaparan dan malapetaka paling parah. Hal itu diungkapkan kepala Badan Pangan Dunia (WFP) Perserikatan Bangsa-Bangsa David Beasley.
Menurutnya, WFP membutuhkan US$200 juta hingga akhir tahun untuk melanjutkan operasi di Afghanistan setelah pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban.
Hal itu disampaikan Beasley saat mengunjungi sebuah kompleks di Doha yang menampung lebih dari 500 pengungsi yang melarikan diri dari Afghanistan setelah Taliban menguasai ibukota Afghanistan Kabul pada 15 Agustus.
Beasley mengatakan 14 juta orang di Afghanistan atau sepertiga dari populasi, tengah menghadapi kerawanan pangan. Dari angka itu termasuk dua juta anak yang sudah kekurangan gizi.
“Kami membutuhkan dana ini sekarang karena bulan-bulan musim dingin akan datang. Kami memiliki empat juta orang di daerah yang paling sulit di mana musim dingin hanya menambah kesengsaraan mereka,” katanya seperti dikutip Aljazeera.com, Rabu (25/8/2021).
Akibat konflik bertahun-tahun, ketahanan pangan Afghanistan juga terancam oleh kekeringan dan pandemi virus Corona.
Baca Juga
Afganistan sekarang menghadapi keruntuhan ekonomi, sedangkan negara dan lembaga asing mengatakan akan menahan bantuan dan uang ke Afganistan setelah Taliban menguasai negara itu. Beasley mengatakan WFP akan mulai kehabisan makanan pada bulan September tanpa dana tambahan.
Dia mengatakan Taliban telah memberikan jaminan kepada WFP bahwa mereka dapat terus memberikan bantuan ke Afghanistan tanpa hambatan. Menurutnya, kekacauan dan kekerasan di bandara Kabul selama beberapa hari terakhir tidak mempengaruhi operasi WFP di Afghanistan karena badan tersebut membawa makanan dan bantuan ke negara itu dengan truk.
"Kami telah memberitahu semua orang di lapangan bahwa kami membutuhkan netralitas, ketidakberpihakan, kemandirian. Sejauh ini semua orang telah memberi kami apa yang kami butuhkan untuk menjangkau orang-orang,” ujarnya.
Dia mengatakan kelompok Taliban, yang sekarang menguasai semua kecuali satu dari 34 provinsi Afghanistan, bahkan telah memberikan perlindungan dan keamanan di sekitar gudang makanan dari para penjarah dan geng.
“Sejauh ini mereka [Taliban] telah mengkalibrasi, bekerja sama, dan memberi kami akses yang kami butuhkan,” kata Beasley sembari berharap hal itu akan ini berlanjut.