Bisnis.com, JAKARTA — Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) berbagi pengalamannya ketika bertugas menjadi mediator sejumlah konflik baik yang terjadi di dalam negeri maupun luar negeri.
Menurutnya, dalam penyelesaian semua konflik harus menggunakan jalan tengah sehingga dibutuhkan penengah atau mediator.
“Syarat pertama kalau Anda ingin menjadi mediator adalah mengetahui permasalahannya dengan detail,” kata JK dalam sebuah diskusi, dikutip dari YouTube PUSAD Paramadina, Kamis (19/8/2021).
Yang kedua, kata JK, seorang mediator harus benar-benar independen. Menurutnya, jika mediator berpihak maka akan kehilangan kepercayaan dan bahkan bisa memperkeruh konflik itu sendiri.
JK tidak menampik bahwa menjadi mediator atas sebuah konflik juga memiliki risiko tersendiri.
Namun, dia menegaskan seorang mediator harus tetap berani karena tujuannya adalah menyelesaikan konflik.
Lebih lanjut, terkait konflik pemerintah resmi Afghanistan dan Taliban, JK mengaku pernah mencoba untuk menjadi mediator. Dia bercerita pernah mengundang perwakilan kedua belah pihak ke Jakarta sebagai upaya mediasi.
“Kenapa? Karena kalau saya tidak mengenal keduanya tidak mungkin kita bisa menjadi mediator,” ujarnya.
Namun, JK menegaskan bahwa independensi seorang mediator tetap harus terjaga.