Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Butuh Teori Militer Canggih, Begini Cara Elok Taliban Kuasai Afghanistan

Inggris, Uni Soviet dan AS dengan mudah menguasai Afghanistan, tapi mereka tak bisa mengelola kemenangan itu dan akhirnya dipaksa angkat kaki dengan cara yang memalukan.
Orang-orang berlarian menuju Terminal Bandara Kabul, setelah gerilyawan Taliban menguasai istana presiden di Kabul, (16/8/2021), dalam gambar diam yang diambil dari video yang diperoleh dari media sosial. ANTARA/Jawad Sukhanyar/via REUTERS/pri.
Orang-orang berlarian menuju Terminal Bandara Kabul, setelah gerilyawan Taliban menguasai istana presiden di Kabul, (16/8/2021), dalam gambar diam yang diambil dari video yang diperoleh dari media sosial. ANTARA/Jawad Sukhanyar/via REUTERS/pri.

Pragmatisme

Mujahid menyatakan, Taliban akan menghormati hak-hak perempuan, tapi menekankan“syariat Islam".

Ini juga bentuk pragmatisme yang berusaha menyeimbangkan aspirasi ideologis Taliban dan kesediaan menjawab realitas zaman yang berubah.

Mereka meminta pejabat-pejabat pemerintah tetap pada posisi teknisnya guna memastikan layanan dasar dan ekonomi terus berfungsi. Dengan cara ini, mereka tak mengulangi kesalahan 1996 yang mengenyampingkan hampir siapa pun yang akibatnya tak bisa memperbaiki kehidupan empat puluh juta penduduk negeri ini.

Sejarah membuktikan memenangkan perang itu lebih mudah daripada merawat kemenangan.

Inggris, Uni Soviet dan AS dengan mudah menguasai Afghanistan, tapi mereka tak bisa mengelola kemenangan itu dan akhirnya dipaksa angkat kaki dengan cara yang memalukan.

Tetapi pemerintahan- pemerintahan Afghanistan sebelum ini, entah dengan atau tanpa patronasi asing, juga selalu sulit mempersatukan dan membangun negeri ini.

Korupsi dan sektarianisme yang akut telah membunuh kesempatan negeri ini dalam membangun diri.

Situasi itu diperumit oleh kepentingan baik langsung maupun tidak langsung negara-negara tetangga yang secara geopolitis dan ekonomi berkepentingan dengan apa yang terjadi di Afghanistan.

Afghanistan memang dikepung oleh tetangga-tetangga yang kepentingannya menjalar ke mana-mana.

Di selatan dan timur, mereka berbatasan dengan Pakistan dan China di daerah otonomi Xinjiang di mana gerakan minoritas etnis Uighur menciptakan masalah tersendiri bagi China.

Di utara, Afghanistan berbatasan dengan tiga negara Asia Tengah bekas satelit Uni Soviet yang menginvasi mereka dari 1978 sampai 1992.

 

Ketiga negara Asia Tengah itu adalah Tajikistan yang mayoritas etnisnya sama dengan 20 persen penduduk etnis Tajik di Afghanistan.

Negara ini adalah satu dari enam negara anggota Organisasi Pakta Keamanan Kolektif pimpinan Rusia yang memiliki pasukan dan pangkalan militer di Tajikistan.

Dua lainnya adalah Turkmenistan dan Uzbekistan yang cenderung membina hubungan baik dengan AS dan Barat, selain Turki.

Sedangkan di barat, Afghanistan berbatasan dengan Iran yang memiliki kesamaan bahasa dan agama dengan etnis Hazara yang merupakan minoritas ketiga terbesar di Afganistan.

Halaman Sebelumnya
Strategi Militer
Halaman Selanjutnya
Cermat Berhitung

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper