Bisnis.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel menegaskan kembali pentingnya Indonesia untuk memiliki kedaulatan dalam pemenuhan kebutuhan alat kesehatan di Tanah Air.
Salah satunya dengan memprioritaskan belanja Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sektor kesehatan untuk membeli alat kesehatan (alkes) produksi dalam negeri sehingga tidak terus bergantung produk impor.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau yang akrab disapa Bamsoet menyatakan bahwa saat dunia, termasuk Indonesia tengah berperang melawan pandemi Covid-19, namun ternyata 94% alkes yang digunakan masih bergantung produk impor.
“Kondisi alat kesehatan di Indonesia hampir 94% lebih tergantung dari produk impor. Sementara saat ini dunia sedang berperang melawan Covid-19, tetapi ketahanan kesehatan kita sangat rendah karena sangat mengandalkan impor,” ujarnya di sela kunjungannya ke pabrik PT Panasonic Healthcare Indonesia (PHC Indonesia), Jumat (13/8).
Sementara saat ini sebenarnya telah banyak produsen alat kesehatan di Tanah Air yang mampu memproduks namun belum terserap dengan baik oleh pemerintah.
Padahal, lanjut dia, berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan, setidaknya sudah ada 358 jenis alkes yang diproduksi di dalam negeri, dan 79 jenis alkes yang menjadi substitusi/pengganti produk impor.
Baca Juga
“Ini membuktikan bahwa produsen alkes dalam negeri sebenarnya dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik serta menggantikan produk impor," ujar Bamsoet sapaan akrab Bambang Soesatyo.
Dia mengakui bahwa tantangannya memang cukup besar. “Namun memang harus ada political will dari pemerintah, kalau industri digenjot tapi kebutuhannya dipenuhi dari impor ya sama aja bohong,” ujarnya.
Oleh sebab itu dirinya ingin mendorong pemerintah, dalam hal ini Menteri Kesehatan dan para pihak terkait untuk lebih memperhatikan pemenuhan kebutuhan alkes sesuai arahan presiden melakui Inpres No6/2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.
“Anggaran untuk kesehatan juga cukup besar dan mayoritas ini devisanya lari keluar negeri, dengan mengabaikan produk sejenis yang dapat dihasilkan di sini. Kita juga tidak perlu mengingatkan kepada pemerintah untuk segera mengurangi para pemain tengah ini, para broker broker,”ujarnya.
Sejumlah produk alkes dalam negeri yang sangat potensial salah satunya adalah produksi PT Panasonic Healthcare Indonesia (PHC Indonesia), seperti ventilator tipe CPAP Vent-I Essential 3.5 dan juga biomedical freezer (pembeku biomedis) yang sangat dibutuhkan dalam penyimpanan vaksin.
Chasri Idham Associate Director PHC Indonesia, sangat mengapresiasi kunjungan Ketua MPR ke PHC Indonesia, karena merupakan bentuk dukungan yang sangat berharga untuk terus berkontribusi menyediakan alkes berbasis elektronika yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi pandemic Covid-19.
Menurutnya, pada masa pandemi seperti sekarang ini, alkes ventilator sangat dibutuhkan dalam kondisi darurat untuk menangani pasien Covid-19 yang mengalami gangguan pernafasan yang karena saturasi oksigen yang rendah.
Ventilator yang mampu meningkatkan saturasi oksigen dengan memberikan masukan oksigen ke pasien dengan fraksi oksigen lebih dari 50% secara terus menerus dengan tekanan terukur (5-15cmH2O) ini telah memiliki kandungan lokal 42,42% (sertifikat TKDN).
Selain itu, PHC Indonesia juga telah memproduksi peralatan kesehatan yang sangat dibutuhkan dalam proses pembuatan dan penyimpanan vaksin Covid-19 sampai ke tingkat penggunaan di pelayanan medis, yaitu serangkaian peralatan biomedical freezer (pembeku biomedis) dan pharmaceutical refrigerator (pendingin farmasi).
“Produk-produk itu diproduksi dengan hilirisasi inovasi dan penelitian institusi pendidikan dan dengan pengembangan internal perusahaan yang dilakukan oleh anak bangsa Indonesia, hingga dihasilkan produk alat kesehatan yang safety, bermututinggi dan memberikan efikasi yang tinggi kepada pasien, juga memberikan kemudahan untuk penanganan di sarana penunjang kesehatan,” ujarnya.
Dewanto Hari Sulaksono, Direktur PT PHC Indonesia mengharapkan kerjasama yang baik antara institusi pendidikan, pengembang, perusahaan manufaktur, distributor dan pemasok komponen lokal, akan meningkatkan produksi alkes nasional, dan meningkatkan penggunaan produk alkes dalam negeri di Indonesia.