Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ibas Singgung Negara Gagal, Luhut: Saya Tahu Siapa Itu, Anak Kecil

Luhut menganggap pernyataan elit Partai Demokrat tentang negara gagal sebagai celotehan anak kecil.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) berbincang dengan Menko Maritim dan Investasi Luhut Panjaitan (kiri) sebelum mengikuti rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (9/3/2020). Ratas tersebut membahas  kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal tahun 2021 dan rencana kerja pemerintah tahun 2021. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) berbincang dengan Menko Maritim dan Investasi Luhut Panjaitan (kiri) sebelum mengikuti rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (9/3/2020). Ratas tersebut membahas kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal tahun 2021 dan rencana kerja pemerintah tahun 2021. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA -- Pelaksanaan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) belakangan ini menjadi sorotan. 

Ada yang menyebut kebijakan ini tepat, tetapi tak sedikit yang menganggap PPKM sia-sia karena tak berdampak signifikan dalam menekan angka penularan Covid-19.

Salah satu sorotan muncul dari elit Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas. Ibas yang baru saja menerima gelar doktor dari Institut Pertanian Bogor itu bahkan menyinggung soal negara gagal atau failed nation.   

Putra Susilo Bambang Yudhoyono itu menyebutkan bahwa Covid-19 terus mengganas, akibatnya keluarga dan lingkungan tempat tinggal banyak yang terpapar saat ini.

"Sampai kapan bangsa kita akan terus begini? Jangan sampai negara kita disebut failed nation karena tak mampu menyelematkan rakyatnya," tukasnya dikutip dari akun Fraksi Partai Demokrat awal Juli lalu.

Pernyataan Ibas rupanya tak terlalu digubris oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Pernyataan Luhut disampaikan menanggapi pertanyaan dari Andy F Noya dalam acara Kick Andy Double Check.

"Saya mau mengklafikasi beberapa tudingan miring ya. Karena ada salah satu pimpinan partai mengungkapkan rasa khawatir dia. Karena pemerintah gagal menangani pandemi. Maka negara kita akan menjadi negara gagal," demikian pertanyaan Andy F Noya kepada Luhut yang dikutip Senin (26/7/2021).

Luhut segera menyambar pertanyaan Andy F Noya. Menurut mantan perwira Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu sampai saat ini belum ada satupun negara yang berhasil menangani pandemi.

"Saya mau tanya kepada beliau itu, tunjukan negara yang telah berhasil mengatasi pandemi. Kan enggak ada," kata Luhut merespons pernyataan Andy Noya.

Amerika Serikat, kata Luhut, negara adidaya yang sangat besar juga mengalami nasib yang sama dengan Indonesia. Kasus di negeri Paman Sam juga banyak, bahkan di Los Angeles kasusnya mencapai ribuan persen karena Covid-19 varian Delta.

"Jangan pernahlah dia atau siapaun merasa paling tahu. Enggak ada," ujar Luhut.

"Jadi kekhawatiran itu berlebihan menurut anda?," tanya Andy lagi.

"Oh ya, itu terlalu berlebihan. Aduh negara gagal, dia merintah apa sih yang dia kerjain. Yang ngomong itu saya tahulah siapa itu. Tapi ya udahlah," ucap Luhut.

"Anda tahu dan anda anggap itu omongan anak kecil?," celetuk Andy.

"Ya lah anak kecil," tegas Luhut.

Sepeti diketahui, penerapan PPKM baik darurat maupun level 4 belum optimal menurun angka infeksi virus Corona. Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarat (PPKM) Level 4 hingga 2 Agustus 2021. 

Jokowi mengatakan bahwa selama 23 hari melaksanakan PPKM baik darurat maupun level 4, pemerintah telah melihat adanya tren perbaikan dalam pengendalian pada laju Covid-19. 

Dia menuturkan, laju kasus harian, tingkat keterisian rumah sakit hingga kasus positif menunjukan tren penurunan seperti yang terjadi di sejumlah provinsi di Jawa. 

Kendati demikian, dia meminta masyarakat tetap harus berhati-hati dalam menyikapi varian Delta akibat penularan yang cukup cepat. Pertimbangan aspek kesehatan juga dihitung secara cermat bersamaan dengan aspek ekonomi. 

Jokowi menyebutkan bahwa pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat juga menjadi prioritas pemerintah. 

“Dengan mempertimbangkan aspek kesehatan aspek ekonomi dan dinamika sosial, saya memutuskan untuk melanjutkan penerapan PPKM level 4 dari tanggal 26 Juli sampai dengan 2 Agustus 2021,” katanya melalui keterangan video, Minggu (25/7/2021). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper