Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) Madago Raya menyekat beberapa jalur pengantaran logistik ke kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora di Poso Sulawesi Tengah.
Wakil Kepala Satgas Humas Madago Raya, AKBP Bronto Budiyono mengungkapkan alasan pihaknya menyekat sejumlah jalur logistik tersebut adalah untuk mempersempit ruang gerak simpatisan MIT Pimpinan Ali Kalora yang diam-diam mengirimkan bantuan logistik ke kelompok teroris tersebut.
Menurut Bronto, total ada sebanyak delapan pos penyekatan yang telah dibangun Satgas Madago Raya untuk mempersempit ruang gerak teroris MIT Pimpinan Ali Kalora.
"Penyekatan ini kami lakukan karena Pak Kapolda tidak ingin berlama-lama membiarkan kelompok teroris itu berkeliaran melarikan diri," kata Bronto dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis (22/7/2021).
Bronto juga mengimbau kepada semua anggota teroris MIT Pimpinan Ali Kalora yang masih jadi buronan untuk segera menyerahkan diri ke Polri agar dapat diproses hukum sesuai perundang-undangan.
"Kembalilah ke pangkuan NKRI, masih ada kesempatan untuk bertobat dan memperbaiki semua kesalahan agar bisa berkumpul lagi dengan keluarga di rumah," ujarnya.
Sebelumnya, Kepolisian membeberkan cara kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora mendapat pasokan senjata api beserta amunisinya. MIT pimpinan Ali Kalora adalah kelompok teroris yang menjadi buruan Satgas Madago Raya Polri di Poso, Sulawesi Tengah.
Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan sejumlah senjata api yang biasanya digunakan oleh teroris MIT itu berasal dari teroris asal Bangka Belitung Agus Setianto yang sudah ditangkap Tim Densus 88 Antiteror beberapa hari lalu.
Teroris Agus Setianto yang sempat kabur ketika tengah diperiksa Tim Densus 88 Antiteror di Polda Bangka Belitung itu, dibantu oleh dua orang teroris lainnya dari Jakarta inisial BA dan DS.
"Senjata tersebut dikirim oleh AS ke BA dan DS di Jakarta, kemudian oleh BA dan DS senjata itu baru dikirim ke MIT di Poso," tuturnya, Senin (12/7/2021).
Dia menjelaskan bahwa para teroris itu memakai sarana media sosial untuk berkomunikasi secara intens agar bisa mengelabui petugas. Menurut Ramadhan, teroris BA menggunakan akun media sosial dengan nama Ummu Nisa, sementara itu teroris Agus Setianto menggunakan akun Sakira01.
“Sedangkan transaksi senjata dan amunisinya, keduanya terhubung melalui satu rekening dari bank swasta,” katanya.
Sebelumnya, tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror akhirnya berhasil menangkap buronan teroris Agus Setianto beserta dua orang lainnya yang menyembunyikan teroris tersebut.
Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan, bahwa teroris Agus Setianto ditangkap empat hari setelah kabur dari ruang pemeriksaan Polda Bangka Belitung.