Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

14,622 Juta WNI Sudah Vaksinasi Covid-9 Lengkap

Pemerintah berencana memvaksinasi 181,5 juta warga atau 70 persen dari populasi dalam upaya mewujudkan kekebalan komunal terhadap Covid-19.
Pemerintah melaksanakan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 12-17 tahun/Instagram Pemprov DKI Jakarta
Pemerintah melaksanakan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 12-17 tahun/Instagram Pemprov DKI Jakarta

Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan jumlah warga Indonesia yang telah menerima dosis vaksin secara lengkap mencapai 14,622 juta jiwa hingga Kamis (8/7/2021), pukul 12.00 WIB.

Data harian Satgas Penanganan Covid-19 yang diterima di Jakarta, Kamis (8/7/2021), menunjukkan jumlah penduduk yang telah mendapat suntikan dua dosis vaksin Covid-19 bertambah 178.689 menjadi 14.622.502 orang.

Sementara itu, jumlah penerima vaksin dosis pertama yang tercatat sebanyak 820.889 jiwa. Dengan tambahan tersebut, maka jumlah penerima vaksinasi dosis pertama kini menjadi 34.860.686 jiwa.

Dengan demikian maka tercatat, suntikan dosis pertama vaksin Covid-19 sudah diberikan pada 86,39 persen dari total 40.349.049 warga yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19 tahap I dan II.

Sementara, warga yang sudah selesai menjalani vaksinasi lengkap atau dua dosis, baru meliputi 36,24 persen dari total sasaran vaksinasi tahap I dan II.

Pemerintah berencana memvaksinasi 181,5 juta warga atau 70 persen dari populasi dalam upaya mewujudkan kekebalan komunal terhadap Covid-19.

Sementara itu, Guru Besar Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Profesor Tjandra Yoga Aditama mengajak masyarakat untuk tidak ragu-ragu divaksin menggunakan vaksin buatan Sinovac meskipun itu tidak diakui oleh Singapura.

"Vaksin buatan Sinovac sudah di-approve (disetujui, red.) oleh WHO (Badan Kesehatan Dunia) dan di-approve BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan)," kata Prof Tjandra saat sesi diskusi virtual yang diikuti dari kanal YouTube Antara TV Indonesia.

Menurut Tjandra, yang saat ini aktif menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Universitas Yarsi, keputusan Singapura tidak memasukkan CoronaVac—vaksin buatan Sinovac—dalam daftar vaksinasinya merupakan langkah yang harus dihormati karena tiap negara memiliki kebijakannya masing-masing untuk menanggulangi pandemi Covid-19.

Namun, keputusan Singapura itu diharapkan tidak memengaruhi pandangan masyarakat soal pelaksanaan vaksinasi di Indonesia, yang saat ini sebagian besar menggunakan CoronaVac.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper