Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia mulai menjajaki kerja sama memproduksi vaksin Sputnik V setelah perwakilan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan peninjauan ke Rusia.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi saat konferensi pers gabungan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Selasa (6/7/2021).
Dia mengatakan hal tersebut sebagai kerja sama di bidang kesehatan yang menjadi sektor paling penting bagi kedua negara.
Untuk menandai kerja sama, kedua negara sedang menyusun MoU terkait dengan kerja sama kesehatan yang saat ini sudah sampai tahap finalisasi.
“MoU ini akan menjadi landasan kerja sama kesehatan dalam jangka menengah dan panjang termasuk rencana untuk bersama-sama memproduksi vaksin antara Indonesia dan Rusia,” ungkapnya.
Perlu diketahui, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah berkunjung ke Rusia untuk melihat langsung fasilitas produksi vaksin Sputnik pada Juni.
Baca Juga
“Rusia telah menyampaikan komitmennya untuk memperkuat kerja sama jangka pendek ini. Semua kerja sama akan mengikuti panduan dari otoritas kesehatan kedua negara serta WHO,” katanya.
Kepala negara Indonesia dan Rusia juga telah melakukan komunikasi lewat telepon untuk membahas penanganan pandemi pada Maret 2020.
Selain itu, Rusia juga telah berkontribusi dengan mendonasikan obat anti virus dan alat medis kepada Indonesia pada awal pandemi merebak.
Rusia mengklaim Sputnik V merupakan satu dari tiga vaksin di dunia dengan efikasi di atas 90 persen, yakni sebesar 91,6 persen. Menurut analisis data dari 3,8 juta orang Rusia yang divaksinasi, Sputnik V menunjukkan kemanjuran hingga 97,6%.
Saat ini, Rusia telah bekerja sama dengan berbagai negara untuk memproduksi vaksin ini, di antaranya India, Brazil, Korea Selatan, China dan lainnya.