Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisruh Vaksin Sputnik, Guatemala Minta Rusia Kembalikan Uang Pembayaran

Pemerintah Presiden Alejandro Giammattei telah membayar sekitar 80 juta dolar AS (sekitar Rp1,16 triliun) pada awal April untuk pasokan 8 juta dosis vaksin.
Vaksin Covid-19 Sputnik V buatan Rusia/NDTV.com
Vaksin Covid-19 Sputnik V buatan Rusia/NDTV.com

Bisnis.com, GUATEMALA - Kekisruhan mewarnai pemesanan vaksin Covid-19 Sputnik buatan Rusia. Guatemala dilaporkan telah meminta Rusia mengembalikan uang pemesanan atas vaksin tersebut.

Guatemala dilaporkan telah membayar sekitar 80 juta dolar AS (sekitar Rp1,16 triliun) untuk memastikan pasokan 8 juta dosis vaksin Sputnik

Menteri Kesehatan Guatemala Amelia Flores pada Selasa (29/6/2021) mengatakan pemerintah telah meminta Rusia agar mengembalikan uang pembayaran vaksin.

Permintaan itu disampaikan Guatemala lantaran vaksin Covid-19 Sputnik V yang dipesan tak kunjung datang sesuai pemesanan.

Pemerintah Presiden Alejandro Giammattei telah membayar sekitar 80 juta dolar AS (sekitar Rp1,16 triliun) pada awal April untuk pasokan 8 juta dosis vaksin.

Hingga kini, selagi infeksi Covid-19 di negara Amerika Tengah mencapai puncaknya, Guatemala baru menerima 150.000 dosis.

Flores mengatakan Guatemala memberi Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), penanggung jawab pemasaran vaksin di luar negeri, 20 hari untuk mengirim dosis yang dijanjikan.

Juru bicara RDIF menyebutkan pasokan vaksin tambahan akan segera tiba di Guatemala.

"Pesawat lain pengangkut vaksin Sputnik V direncanakan tiba di Guatemala pekan ini, dengan pesawat berikutnya tiba awal pekan depan untuk tetap memenuhi kewajiban dalam kontrak," kata direktur proyek khusus RDIF Gleb Bryanski melalui pernyataan resmi.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan vaksin Sputnik V di seluruh dunia. Pada Maret Putin mengatakan negara itu telah menandatangani kontrak produksi ratusan juta dosis vaksin untuk luar negeri.

Akan tetapi, Rusia baru memproduksi sebagian kecilnya dan hasil produksi mereka jauh lebih rendah dibanding yang diproduksi Pfizer dan AstraZeneca setiap bulannya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper