Bisnis.com, JAKARTA - LIPI mengumumkan telah menerima sebanyak 104 sampel klinis pasien Covid-19 dari Karawang, Jawa Barat. Dari jumlah ini, sebanyak 66 telah diidentifikasi dan 44 sampel mengandung virus SARS-CoV-2 varian Delta.
Saat ini, kasus Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan yang signifikan. Selain itu, beberapa wilayah seperti Jakarta, Kudus, dan Bangkalan melaporkan adanya varian baru Covid-19 dalam pasien yang teridentifikasi sebagai virus korona varian Delta.
Yang terbaru, varian Delta juga telah terdeteksi di Karawang, Jawa Barat.
LIPI sebagai salah satu institusi dalam konsorsium surveilans genom SARS-CoV-2. LIPI telah menerima sampel klinis pasien Covid-19 asal Karawang, Jawa Barat dari Balitbangkes (Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan) Kementerian Kesehatan RI untuk dilakukan analisis whole genome sequencing (WGS).
Tim Surveilans Genom SARS-CoV-2 LIPI (Tim Venomcov) saat ini telah berhasil menggunakan platform dari Oxford Nanopore Technologies (ONT) untuk mengidentifikasi varian-varian Covid-19 tersebut.
Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI Anik Budhi Dharmayanthi menyampaikan bahwa dari sampel kasus Covid-19 yang berasal dari Karawang, tim riset LIPI telah berhasil mengidentifikasi 44 sampel yang mengandung virus SARS-CoV-2 varian Delta.
Adapun, total sampel Covid-19 yang diterima oleh Tim Riset WGS LIPI berjumlah 104 sampel. Hasilnya, dari 61 sampel telah berhasil diidentifikasi sampai 21 Juni 2021, 44 di antaranya merupakan varian Delta.
“Sementara ini kami baru mengidentifikasi sebanyak 61 sampel dan sisanya masih dalam proses sekuensing dan diharapkan akan selesai dalam beberapa minggu ke depan. Dua jenis variant of concern [VOC] telah berhasil diidentifikasi yaitu B.1617.2 atau varian Delta sebanyak 44 sampel dan B.1.1.7 atau variant Alpha sebanyak 3 sampel,” ungkap Anik.
Hasil tersebut pun sudah dimasukkan dalam GISAID (global initiative on sharing all influenza data). Identifikasi varian Delta ini menjadi yang pertama ditemukan di Jawa Barat, tetapi hal tersebut tidak serta merta mengimplikasikan bahwa varian ini baru saja muncul di daerah ini.
“Proporsi kemunculan varian Delta memang cukup besar dari sampel-sampel yang sudah dianalisa genomnya, yaitu sekitar 72 persen dari 61 sampel. Namun, perlu hati-hati juga menginterpretasikan karena belum tentu sebanyak itu pula proporsi di lapangan terkait varian yang beredar,” terang Anggia Prasetyoputri, Peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI.
Anggia menjelaskan bahwa awal mula kemunculan varian Delta di Jawa Barat belum dapat dipastikan, sehingga diperlukan pemantauan terhadap pasien, penelusuran kontak, dan investigasi kasus lebih mendalam.
Virus corona varian Delta atau SARS-CoV.2 B.1.617.2 merupakan mutasi dari virus Covid-19 yang selama ini mewabah (SARS-CoV.2 B.1.617). Virus ini pertama kali terdeteksi di India pada akhir 2020 dan resmi dinamakan varian Delta oleh World Health Organization (WHO) pada 31 Mei 2021, serta dikategorikan sebagai Variant of Concern (VOC).
“Saat ini ada empat VOC, yaitu Alpha [B.1.1.7], Beta [B.1.351], Gamma [P.1] dan yang terbaru adalah Delta [B.1.617.2],” ungkap Sugiyono Saputra, peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI, yang juga merupakan Ketua Tim Riset Whole Genome Sequencing (WGS) LIPI.
Sugiyono menyebutkan varian Delta yang termasuk dalam VOC ini memiliki tingkat infeksi yang cenderung lebih tinggi.
“Variant of concern [VOC] merupakan bagian dari variant of interest [VOI] yang melalui penilaian komparatif, mampu menyebabkan peningkatan penularan [transmisi], peningkatan virulensi atau gejala klinis, atau dapat menurunkan efektivitas dalam upaya penanggulangan seperti vaksin dan terapi,” katanya.
Menyikapi beredarnya surat dari Kepala Pusat Penelitian Biologi LIPI untuk civitas pusat penelitian tersebut, terkait imbauan untuk bekerja dari rumah, Pelaksana Harian Kepala LIPI Agus Haryono menegaskan surat tersebut dibuat untuk kalangan internal agar memperketat protokol kesehatan demi mencegah penyebaran virus.
“LIPI mendukung pola kerja fleksibel, terlebih selama masa pandemi,” ujar Agus.
Untuk pencegahan ekstra, Agus menyebutkan, lakukan disinfeksi ruangan lebih sering. Publik juga harus terus menjalankan protokol kesehatan secara lebih ketat dengan memakai masker dua lapis, menjaga jarak, rajin mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan keluar rumah untuk urusan yang penting saja.