Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Covid-19 Melonjak Pasca-Idulfitri, Ini yang Perlu Kamu Ketahui

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan catatan dari kenaikan kasus pada perbandingan dua tahun itu dalam periode yang sama. Kenaikan kasus pekan keempat tahun ini sangat signifikan, atau mencapai 112,22 persen.
Seorang warga menjalani rapid test antigen di kaki Jembatan Suramadu sisi Kota Surabaya, Selasa (8/6/2021). /Antara-Humas Pemkot Surabaya
Seorang warga menjalani rapid test antigen di kaki Jembatan Suramadu sisi Kota Surabaya, Selasa (8/6/2021). /Antara-Humas Pemkot Surabaya

Bisnis.com, JAKARTA — Perkembangan penyebaran virus Corona dalam beberapa waktu terakhir harus menjadi pemebelajaran bagi semua pihak. Satuan Tugas Penangan Covid-19 pun memberikan sejumlah catatan dengan membandingkan kondisi pasca-Idulfitri 2020 dengan 2021. 

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan catatan dari kenaikan kasus pada perbandingan dua tahun itu dalam periode yang sama. Kenaikan kasus pekan keempat tahun ini sangat signifikan, atau mencapai 112,22 persen.

Pada periode yang sama tahun lalu, Satgas Covid-19 menatat kenaikan kasus sebesar 93,11 persen. Namun pada pekan ketiga, kenaikan tahun ini berkisar di angka 50% persen, sedangakan tahun lalu 80 persen.

"Kenaikan signifikan tahun ini, terjadi karena kenaikan pekan keempat sangat signifikan. Dalam 1 pekan saja, terjadi kenaikan hampir 2 kali lipat. Hal ini menyebabkan perbedaan signifikan dari minggu sebelumnya," kata Wiku saat memberikan keterangan pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Kamis (17/6/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Pembelajaran kedua, perbandingan kenaikan kasus pada pekan keempat di daerah tertentu pada 2020 masih lebih tinggi dari 2021. Contohnya, lonjakan kasus di Jawa Tengah dengan angka kenaikan tertinggi pasca-Idulfitri, yakni 758 persen dan tahun 2021 mencapai 281,59 persen.

"Hal ini dapat terjadi karena pada tahun lalu, Indonesia masih berada pada tahap awal penanganan pandemi. Kita masih menyesuaikan diri terhadap situasi, dalam melakukan penanganan Covid-19 yang tentunya masih serba terbatas dan memicu kenaikan ke lebih tinggi," katanya.

Namun, jika melihat lebih dalam, meski tahun 2021 tidak mengalami persentase kenaikan sebesar tahun lalu, beberapa kabupaten/kota tertentu mengalami lonjakan dalam rentang waktu singkat. Seperti di Bangkalan, Kudus, Pati, Jepara, Bandung dan Kota Cimahi. Hal ini menandakan bahwa dalam melihat situasi tidak hanya cukup menilai di tingkat provinsi saja.

Pembelajaran ketiga, provinsi Bali dan Sulawesi Selatan pada tahun 2020 masuk 5 besar kenaikan tertinggi, pada tahun 2021 posisinya digantikan DI Yogyakarta dan Jawa Barat. Dengan demikian pada tahun ini provinsi 5 besar seluruhnya dari Pulau Jawa yakni Jawa Tengah, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat.

Perlu dicatat 5 provinsi tersebut adalah daerah asal dan tujuan mudik, maka kenaikan tertinggi ini dapat dikaitkan dengan mobilisasi masyarakat selama periode libur Idulfitri.

Faktanya, meskipun sudah diberlakukan periode peniadaan mudik sebelum dan setelah Idul Fitri, mobilitas arus mudik dan arus balik Jabodetabek tetap meningkat signifikan. Mobilitas pun juga terjadi dalam kota, di mana terjadi peningkatan aktivitas masyarakat ke pusat perbelanjaan selama periode libur Idulfitri.

#ingatpesanibu #sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khadafi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper