Bisnis.com, JAKARTA - Para pemimpin NATO menyatakan bahwa China telah menghadirkan risiko keamanan global ketika aliansi militer itu menanggapi kekuatan Beijing yang terus bertumbuh.
Pernyataan itu disampaikan para petinggi pakta pertahanan Atlantik Utara itu pada pertemuan puncak (KTT) tahunan mereka di Brussel. Pernyataan itu sekaligus menununjukkan untuk pertama kalinya aliansi militer itu berfokus pada China, bukan Rusia atau Uni Soviet seperti di masa lalu.
Komunike terakhir, yang ditandatangani oleh para pemimpin aliansi 30-anggota atas desakan pemerintahan baru AS itu, menyatakan ambisi yang dinyatakan dan perilaku tegas China telah menghadirkan tantangan sistemik bagi tatanan internasional berbasis aturan.
Seusai KTT, Presiden Joe Biden mengatakan bahwa AS memiliki komitmen suci untuk membela sekutu NATO-nya dalam upaya untuk meredakan ketegangan setelah permusuhan presisen pendahulunya, Donald Trump. Biden mengatakan bahwa rekan-rekan pemimpinnya di KTT tahu sebagian besar orang Amerika Serikat berkomitmen pada demokrasi dan bahwa AS adalah "bangsa yang layak dan terhormat".
Mengenai pertanyaan tentang potensi keanggotaan Ukraina di NATO, Biden mengatakan pendudukan Rusia di Krimea tidak akan menjadi halangan, tetapi Ukraina masih memiliki pekerjaan yang harus dilakukan untuk memberantas korupsi sebelum dapat bergabung dengan rencana aksi keanggotaan NATO.
“Itu tergantung pada apakah mereka memenuhi kriteria. faktanya, mereka masih harus membersihkan korupsi,” kata Biden seperti dikutip TheGuardian.com, Selasa (15/6/2021).
Baca Juga
Para pemimpin NATO menyatakan keprihatinan mereka tentang perluasan persenjataan nuklir China dan sering kurangnya transparansi dan penggunaan disinformasi.
Pada pertemun itu Biden berusaha menciptakan penyeimbang negara-negara demokratis dalam menanggapi kekuatan ekonomi dan militer Beijing yang berkembang.
Namun, Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, bersikeras bahwa China bukan musuh. Dia mengatakan bahwa strategi yang harus diambil adalah untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh Beijing, yang akan segera menjadi ekonomi terbesar di dunia dan sudah memiliki anggaran pertahanan terbesar kedua di dunia.
NATO didirikan pada 1949 pada awal perang dingin. Aliansi militer itu diciptakan untuk menanggapi Uni Soviet dan baru-baru ini Rusia, sedangkan Beijing jarang menimbulkan masalah keamanan yang serius bagi para anggotanya.