Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Olimpiade Jepang Tamayo Marukawa menyatakan negaranya tengah mempertimbangkan untuk memvaksinasi sekitar 70.000 sukarelawan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo.
Menurutnya, para pejabat sudah setuju untuk memvaksinasi semua sukarelawan yang terdaftar melalui panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo yang membantu di venue dan kampung atlet.
Rencana tersebut disampaikan saat Jepang masih tertinggal dari negara maju lainnya dalam hal vaksinasi, dan sebagian besar orang di negara tersebut belum divaksinasi, dengan waktu kurang dari 50 hari menjelang pembukaan Olimpiade.
"Kami ingin mempertimbangkan secara menyeluruh, bersama pejabat lain terkait, mengenai apa saja yang dapat dilakukan untuk mewujudkan Olimpiade yang aman dan terjamin," kata Marukawa sambil menekankan bahwa relawan yang divaksinasi tidak boleh menghalangi vaksinasi publik Jepang.
Pekan lalu, CEO panitia penyelenggara Toshiro Muto mengatakan sekira 10.000 dari 80.000 orang yang direncanakan menjadi sukarelawan di Olimpiade telah mengundurkan diri dengan alasan kekhawatiran akan virus Corona.
Sementara itu, Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengungkapkan raksasa farmasi AS Pfizer Inc. akan memberikan vaksin secara gratis kepada delegasi yang berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo.
Jepang berencana menerima dosis vaksin Pfizer untuk sekitar 20.000 orang, termasuk staf pendukung dan ofisial yang diperkirakan akan melakukan kontak dekat dengan para atlet. Vaksinasi untuk atlet Jepang telah dimulai pada 1 Juni.
Baca Juga
Setelah pertemuan dengan dewan eksekutif badan penyelenggara, Muto mengatakan ada diskusi tentang kampanye vaksinasi yang diperluas ke non-atlet yang menghadiri perhelatan Olimpiade.
Pada Selasa, pembatasan lalu lintas di beberapa jalan di sekitar Stadion Nasional Tokyo, tempat utama Olimpiade digelar, mulai diterapkan dengan pemasangan pagar keamanan.
Kontrol lalu lintas juga akan diberlakukan hingga 30 September, atau hampir satu bulan setelah penutupan Paralimpiade.