Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Kesehatan Inggris menegaskan belum akan mengikuti langkah Amerika Serikat untuk menyumbangkan pasokan vaksin Covid-19 ke negara lain.
Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan pihaknya akan memprioritaskan vaksinasi Covid-19 anak-anak di Inggris terlebih dahulu. Setelah itu terpenuhi, jelas dia, Inggris baru akan menyumbangkan dosis vaksin Covid-19 ke negara-negara lain di seluruh dunia.
Regulator obat Inggris pada hari Jumat menyetujui vaksin Pfizer/BioNTech, untuk digunakan pada anak berusia 12-15 tahun, tetapi badan kesehatan dunia memperingatkan jika negara-negara kaya memprioritaskan anggota populasi mereka yang berisiko rendah daripada memperluas akses secara global, maka akan berisiko memunculkan bencana.
"Tugas pertama saya sebagai menteri kesehatan untuk Inggris adalah untuk memastikan bahwa Inggris dilindungi dan aman," kata Hancock ketika ditanya apakah akan memprioritaskan vaksinasi remaja atau orang-orang yang lebih rentan secara global.
Hancock telah menjamu para menteri kesehatan dari negara-negara Kelompok G7 bertemu di Universitas Oxford, tempat vaksin Covid-19 AstraZeneca dikembangkan, menjelang pertemuan para pemimpin G7 minggu depan.
Para menteri menyetujui serangkaian standar baru untuk meningkatkan uji klinis, serta dukungan untuk sumbangan vaksin corona ketika keadaan domestik memungkinkan.
Baca Juga
Presiden AS Joe Biden menguraikan rencana untuk membagikan 25 juta surplus vaksin Covid-19 secara global pada hari Kamis, sementara Prancis juga mengatakan akan menyumbangkan dosis ke Senegal.
Tetapi meskipun Inggris telah memberikan vaksin Covid-19 pertama kepada tiga perempat orang dewasa, dan sepenuhnya memvaksinasi setengah dari populasi orang dewasa, Hancock mengatakan Inggris belum dalam posisi untuk menyumbangkan vaksin.
Inggris telah memesan lebih dari 500 juta dosis vaksin Covid-19 untuk 67 juta penduduknya, yang sebagian besar adalah vaksin dua suntikan.
"Ketika Inggris memiliki dosis vaksin berlebih, maka, jika kami tidak membutuhkannya, kami akan memastikan vaksin itu tersedia untuk orang lain. Tetapi saat ini kami tidak memiliki dosis berlebih, karena segera setelah dosis tersedia untuk Inggris, kami menyuntikkannya ke lengan orang-orang Inggris," kata Hancock.
Joe Biden juga telah menyuarakan dukungan untuk pengabaian paten vaksin Covid-19 untuk meningkatkan produksi vaksin dan memungkinkan distribusi suntikan yang lebih adil, tetapi Inggris dan beberapa negara Eropa telah menyatakan keberatan.
Hancock mengatakan Inggris telah mengambil langkah besar dengan membuat dosis vaksin Oxford/AstraZeneca tersedia dengan biaya terjangkau, mengutip bagaimana setengah miliar dosis vaksin telah dikirimkan secara global.
"Yang benar adalah Anda tidak perlu pengabaian IP [Intellectual Property] untuk memberikan vaksin, tanpa biaya apapun untuk hak kekayaan intelektual, Anda hanya bisa mendapatkan dan melakukannya. Kita tidak perlu mengubah aturan kekayaan intelektual karena itu adalah aturan penting untuk investasi masa depan dalam vaksin Covid-19 masa depan," ujar Matt Hancock.