Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Natanyahu menanggapi pernyataan pemimpin partai sayap kanan Israel Naftali Bennett yang mendukung persatuan Yair Lapid dari Partai Yesh Atid.
Dukungan itu secara otomatis akan menjatuhkan Benjamin Natanyahu dari kursi perdana menteri yang dikuasainya lebih dari satu dekade.
Dikutip dari Times of Israel, Senin (31/5/2021), menanggapi pengumuman Bennett di televisi, Netanyahu menuduhnya melakukan penipuan abad ini. Dia mengutip janji publik masa lalu yang dibuat Bennett untuk tidak bergabung dengan Lapid. Dia mengatakan pemerintahan sayap kanan masih memungkinkan.
Israel telah mengadakan empat pemilu sejak April 2019 yang berakhir tanpa pemenang yang jelas dan membuat Netanyahu dan para pesaingnya kekurangan mayoritas di parlemen, dengan Netanyahu tetap menjabat sebagai kepala pemerintahan sementara.
Anggota calon koalisi baru tampaknya memiliki sedikit kesamaan visi selain keinginan bersama untuk mengakhiri 12 tahun masa jabatan Netanyahu, pemimpin terlama Israel, yang sekarang diadili atas tuduhan korupsi yang dia bantah.
Aliansi anti-Netanyahu akan rapuh dan membutuhkan dukungan dari luar oleh anggota parlemen Arab yang menentang sebagian besar agenda Bennett, politisi sayap kanan yang berambisi membangun lebih banyak permukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki dan pencaplokan parsial Palestina.
Baca Juga
Netanyahu mengatakan koalisi semacam itu berbahaya bagi keamanan dan masa depan Israel.
"Apa yang akan dilakukannya untuk menjaga keamanan Israel? Bagaimana kita akan dilihat nanti oleh musuh kita," kata Bibi, panggilan akrab Netanyahu. "Apa yang akan mereka lakukan di Iran dan di Gaza? Apa yang akan mereka katakan di aula pemerintahan di Washington?"
Perjanjian Bennett-Lapid telah dilaporkan berakhir ketika kekerasan pecah antara Israel dan militan Gaza pada 10 Mei dan Bennett menangguhkan diskusi tersebut. Pertempuran itu berakhir dengan gencatan senjata setelah 11 hari.
Seorang pejabat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengatakan setelah pidato Bennett, bahwa calon pemerintah Israel yang baru akan menjadi "ekstrem kanan" dan tidak berbeda dengan pemerintahan yang dipimpin oleh Netanyahu.
Mencoba membatalkan kesepakatan oposisi, Netanyahu membuat tawaran balasan tiga arah pada hari Minggu untuk mendukung politisi sayap kanan lainnya, Gideon Saar.
Di bawah cetak biru itu, Saar akan menjabat sebagai perdana menteri selama 15 bulan, Netanyahu akan kembali selama dua tahun, dan Bennett kemudian akan mengambil alih sisa masa jabatan pemerintah. Namun, Saar, mantan menteri kabinet Likud, dengan cepat menolak tawaran tersebut.
Saingan Netanyahu mengutip kasus korupsinya sebagai alasan utama mengapa Israel membutuhkan pemimpin baru, dengan alasan bahwa dia mungkin menggunakan jabatan baru untuk mengatur kekebalan hukum untuk melindungi dirinya sendiri.
Jika Lapid, 57 tahun, gagal mengumumkan pemerintahan baru pada Rabu yang akan menggeser Benjamin Netanyahu pada akhir periode 28 hari untuk membangun koalisi, pemilu Israel kelima kemungkinan besar akan diadakan lagi.