Bisnis.com, JAKARTA - Baru-baru ini beredar pesan berantai mengenai rumor tentang orang akan meninggal dunia setelah dua tahun pasca disuntik vaksin Covid-19. Guru Besar Universitas Indonesia, Profesor Zubairi Djoerban langsung angkat suara mengenai rumor yang beredar ini.
Dalam akun Twitternya, Prof Zubairi menyebut jika rumor tentang orang akan meninggal setelah dua tahun di vaksin Covid-19 adalah hoax.
"Informasi orang akan meninggal dalam dua tahun karena disuntik vaksin Covid-19 ya jelas hoaks. Tapi, soal Mike Yeadon yang menyatakannya atau bukan, saya belum tahu. Apakah ini Yeadon yang asli atau palsu, nanti biar waktu akan berbicara." cuitnya dalam akun @ProfesorZubairi, Rabu (26/5/2021).
Selamat malam.
— Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi) May 26, 2021
Ada pesan berantai yang isinya begini: orang akan meninggal dalam dua tahun setelah disuntik vaksin Covid-19. Mengerikan sekali ya.
Pesan itu mengklaim bahwa Mike Yeadon, mantan saintis berpengaruh dari Pfizer, yang menyatakannya.
Benar kah?
.....
Dalam pesan tentang rumor tersebut, menggunakan nama seorang mantan saintis dari Pfizer yang bernama Mike Yeadon. Dalam rumor tersebut, Mike menyebut jika orang yang sudah di vaksin akan meninggal 2 tahun setelahnya.
Pertanyaan Mike ini juga di komentari oleh Prof Zubairi, menurutnya meskipun Mike dianggap sering melakukan hal kontroversial namun dirinya bukan ilmuwan sembarangan.
"Yang jelas, Yeadon ini cukup kontroversial. Ia ikut menulis petisi tentang vaksin Covid-19 dapat menyebabkan kemandulan--yang kemudian diketahui sebagai hoaks. Meski begitu, dia ini bukan ilmuwan sembarangan, karena menghabiskan 16 tahun kariernya di Pfizer sebagai peneliti." ujarnya.
Namun, setelah dilakukan pencarian lebih lanjut, ternyata berita ini adalah hoax. Buktinya dalam pesan berantai yang terdapat di India, nama ilmuwan yang berbicara rumor itu bukan Mike Yeadon, tetapi mantan peraih Nobel, Luc Montagnier.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun