Bisnis.com, JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau masyarakat tidak nekat melakukan mudik lebaran. Imbauan itu dikeluarkan menyusul adanya kebijakan larangan mudik lebaran yang ditujukan untuk menekan penyebaran Covid-19.
“Tidak usah nekat mudik, karena itu lebih baik buat kita semua, baik keluarga yang di kampung maupun keluarga kita sendiri,” kata Ketua Satgas Covid-19 MUI-BNPB Muhammad Azrul Tanjung ujar dia dilansir dari Antara, Rabu (12/5/2021).
Azrul kemudian mengutip hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yang mana Nabi Muhammad SAW melarang untuk memasuki suatu negeri yang dilanda wabah dan jika wabah di daerah kita berada, maka janganlah meninggalkan daerah itu.
Tindakan mudik saat pandemi Covid-19, lanjut Azrul, sama halnya dengan membahayakan diri sendiri dan membahayakan orang lain.
Baca Juga
“'La dharara wala dhirar', yang artinya tidak boleh membahayakan orang lain. Tidak boleh juga membahayakan diri sendiri,” imbuh Azrul.
Sebelumnya, Kepala Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo meminta masyarakat untuk bersabar atas keputusan pemerintah terkait dengna larangan mudik pada 6-17 Mei 2021.
Doni mengatakan keputusan tersebut berdasarkan data yang dikumpulkan setahun terakhir dan mengacu pada upaya bangsa melindungi masyarakat.
Sebab, katanya, sama halnya dengan momentum liburan sebelumnya, aktivitas mudik juga dinilai berpotensi menimbulkan adanya mobilitas manusia yang sangat berisiko menjadi pemicu terjadinya penularan.
Menurut data, kenaikan kasus tersebut terjadi setelah adanya momentum libur panjang peringatan Hari Kemerdekaan hingga Maulid Nabi, yang terjadi pada Agustus-September 2020. Berdasarkan laporan pada saat itu, Rumah Sakit Darurat (RSDC) COVID-19 Wisma Atlet mengalami lonjakan pasien hingga terjadi antrean mobil ambulans dari wilayah Jabodetabek.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun