Bisnis.com, JAKARTA - Hampir setengah dari total kasus Covid-19 di London, Inggris, dilaporkan karena varian baru dari India B.1.617.
Para ilmuwan menjelaskan bahwa varian itu dapat menyebar dengan cepat, bahkan lebih cepat dibandingkan dengan varian Inggris atau strain Kent yang dominan (B.1.1.7).
“Tetapi tidak ada bukti bahwa itu akan menyebabkan penyakit yang lebih buruk atau membuat vaksin menjadi kurang efektif,” ujar para ahli seperti dilansir Tempo.co yang mengutip Daily Mail pada Senin (10/5/2021).
Dalam sebuah laporan minggu lalu Public Health England (PHE) mengatakan varian India mungkin telah menggantikan B.1.1.7 sampai batas tertentu. Angka pengujian menunjukkan bahwa hanya 50,2 persen dari semua kasus positif di London disebabkan oleh varian Kent pada akhir April, turun lebih dari 90 persen pada Maret.
Sementara, 49,8 persen lainnya disebabkan oleh jenis virus lainnya. Yang paling umum adalah varian B.1.617. Data menunjukkan itu membuat setidaknya 37,5 persen dari kasus yang dikonfirmasi, tapi proporsi pastinya tidak diketahui karena tidak semua sampel telah dianalisis secara menyeluruh.
Christina Pagel, seorang matematikawan di University College London, mengatakan separuh lainnya adalah kemungkinan semua varian India. “Meski menyebar dengan cepat, kasus di London tetap stabil,” ujar Pagel yang juga anggota Scientific Advisory Group for Emergencies (SAGE).
Varian India terbagi menjadi tiga jenis, yaitu B.1.617.1, B.1.617.2, dan B.1.617.3, dengan tipe B.1.617.2 yang paling umum. Namun, hanya satu dari lima kasus di London yang terjadi di antara para pelancong yang kembali, menunjukkan penyebarannya ada di dalam kota.
Di Barat Laut Inggris hanya 16 persen orang yang terinfeksi varian tersebut telah keluar dari negara itu baru-baru ini. Namun, sebagian besar wilayah lain mencatat sepertiga hingga setengah dari kasus mereka terkait langsung dengan perjalanan internasional, kemungkinan besar ke India.
Ahli epidemiologi di Queen Mary University di London Deepti Gurdasani menjelaskan kepada Good Morning Britain bahwa kasus varian baru ini berlipat ganda setiap minggu di Inggris, sementara varian lain menurun.
Warga mengantre memasuki Lapangan Lord's Cricket untuk menerima vaksin virus corona (Covid-19), di tengah mewabahnya penyakit tersebut, di London, Inggris, Jumat (22/1/2021)./Antara/REUTERS-John Sibley
Secara keseluruhan, kasus Covid-19 telah menurun, yang menunjukkan bahwa bahkan dengan pembatasan saat ini, varian ini tumbuh sangat cepat. Di London, 50 persen kasus sekarang tidak lagi disebut varian Kent.
Varian India telah melonjak pesat sejak pertama kali terlihat di Inggris dengan kasus melonjak menjadi 790 di ketiga jenis, dari hanya 77 kasus bulan lalu pada 15 April. Kasus terbanyak tipe B.1.617.2, yang merupakan penyebaran tercepat dan mencapai 520 dari 790 kasus, sementara di London 191 kasus tipe B.1.617.2.
Ada 87 di Barat Laut Inggris, 56 di Timur dan 53 di Tenggara, dan kurang dari 50 di semua wilayah lainnya. Di London, varian dikonfirmasi telah mencapai setidaknya 37,5 persen dari semua kasus dalam pekan yang berakhir 27 April. Di Barat Laut jumlahnya 17,1 persen.
Para ilmuwan khawatir kasus itu bisa mengungguli varian Kent, yang berarti itu menjadi lebih luas—baik karena menyebar lebih cepat atau karena lebih baik dalam menginfeksi kembali orang yang telah divaksinasi atau kebal dari infeksi masa lalu.
Kendati demikian, Profesor Sharon Peacock, ahli Cambridge dan direktur Covid-19 Genomics UK Consortium, yang bertugas menganalisis varian baru, mengatakan tidak ada bukti bahwa ini menyebabkan penyakit yang lebih parah.
"Tidak ada cukup data saat ini,” ujarnya.
Salah satu kekhawatiran terbesar para ilmuwan tentang varian India adalah bahwa varian itu telah berevolusi atau akan berkembang lebih jauh dengan cara yang membuat kekebalan vaksin kurang efektif melawannya.
Tes awal oleh laboratorium yang dijalankan oleh Profesor Ravi Gupta di University of Cambridge menunjukkan bahwa versi asli varian India (tipe .1) mencatat sedikit penurunan dalam keefektifan kekebalan, tapi tidak seburuk strain Afrika Selatan.
Itu menunjukkan bahwa tingkat antibodi yang berguna—protein pelawan virus yang dibuat oleh sistem kekebalan—sekitar enam kali lebih rendah dibandingkan dengan varian Wuhan. Tetapi untuk strain Afrika Selatan mereka 10 kali lebih rendah dalam tes serupa, kata tim tersebut.
Menurut Gupta, meskipun pada tingkat populasi, dengan cakupan vaksin yang baik, tingkat kematian dan keparahan akan sangat rendah di era pascavaksinasi. Ada orang di luar sana yang rentan terhadap virus ini yang tidak dapat divaksinasi.
“Sebagian orang itu lebih besar dari yang diperkirakan karena termasuk orang dengan diabetes dan kondisi yang mendasarinya,” tutur Gupta.
Pemerintah mengungkapkan pekan lalu bahwa para ilmuwan sekarang berpikir varian itu ‘setidaknya' sama menularnya dengan strain Kent yang dominan saat ini.
Pejabat kesehatan yakin vaksin yang saat ini digunakan tetap bekerja melawan varian, tapi sedang melakukan tes mendesak untuk memastikannya. Para ilmuwan telah mengelompokkan varian Covid-19 India menjadi tiga sub-strain terpisah, dengan tipe B.1.617.2 menyebar cepat di sekolah, panti jompo dan tempat ibadah.