Bisnis.com, JAKARTA - Setelah hampir menyelesaikan ibadah di bulan Ramadan, umat muslim di dunia akan menyambut Hari Raya Idulfitri 1442 Hijriah atau Lebaran 2021.
Perpisahan dengan Ramadan tentu akan menambah rasa sedih bagi umat Islam. Pasalnya, Ramadan merupakan bulan penuh rahmat serta menjadi ladang pahala bagi setiap muslim.
Pergantian bulan dalam kalender Islam bisa ditentukan dengan berbagai macam hal, seperti hisab dan rukyatul hilal. Metode seperti ini digunakan sebagai penentuan awal bulan dalam kalender Islam.
Jika merujuk pada kalender masehi, Lebaran 2021 atau Idulfitri 1442 Hijriah akan jatuh pada 13-14 Mei 2021. Meski demikian, keputusan tersebut masih menunggu sidang Isbat yang akan dilaksanakan Kementerian Agama pada hari ini, Selasa (11/5/2021).
Penetapan Hari Raya Idulfitri yang jatuh pada tanggal 1 Syawal 1442 Hijriah juga dilakukan dengan berbagai cara. Berikut cara menentukan Idulfitri 1442 Hijriah atau Lebaran 2021 di Indonesia:
1. Muhammadiyah
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah menetapkan Hari Raya Idul Fitri 2021. Penetapan tersebut dikeluarkan melalui Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2021 tentang penetapan hasil hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1442 H.
Baca Juga
Dari maklumat tersebut, disimpulkan bahwa 1 Syawal 1442 H jatuh pada Kamis, 13 Mei 2021. Muhammadiyah menggunakan metode hisab, yang merupakan hijab wujud al-hilal.
Metode ini menetapkan awal bulan baru yang menegaskan bulan Qamariah baru dimulai apabila telah terpenuhinya tiga parameter. Ketiga parameter tersebut antara lain, telah terjadi konjungsi atau ijtimak, ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam, dan saat matahari terbenam bulan berada di atas ufuk.
2. Pemerintah
Kementerian Agama (Kemenag) sendiri baru akan menggelar sidang isbat atau penetapan awal bulan Syawal 1442 H pada 11 Mei 2021/29 Ramadan 1442 H.
Sidang Isbat yang dilaksanakan Kemenag akan berlangsung secara daring dan luring. Adapun penentuan awal Syawal dilakukan dengan metode rukyatul hilal. Sidang Isbat penentuan awal Syawal dilakukan beberapa tahap, yaitu:
Pertama, Selasa (11/5/2021) pukul 16.45 WIB berupa pemaparan posisi hilal awal syawal 1442 H oleh anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag. Kedua, setelah maghrib akan dipaparkan laporan data hisab dan hasil rukyatul hilal, dengan rukyatul hilal rencananya dilakukan di 88 titik seluruh Indonesia.
Dan terakhir hasil sidang isbat akan diumumkan Menteri Agama secara telekonferensi, serta disiarkan langsung TVRI dan live streaming media sosial Kemenag.
3. Nahdlatul Ulama (NU)
Sejauh ini NU belum mengeluarkan pernyataan mengenai sidang Isbat atau penentuan awal Syawal 1442 Hijriah. Meski demikian, NU juga akan menggunakan metode rukyatul hilal sebagai penentuan 1 Syawal.
Rukyatul hilal merupakan metode pengamatan atau observasi terhadap hilal lengkungan bulan sabit paling tipis yang berketinggian rendah di atas ufuk barat pasca matahari terbenam (ghurub) dan bisa diamati.
Cara melakukan rukyatul hilal terbagi menjadi tiga, yaitu mengandalkan mata telanjang, mata dibantu alat optik teleskop, hingga penggunaan teleskop yang terhubung dengan sensor atau kamera.
Kegiatan tesebut juga akan dikoordinasikan oleh Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) dan selanjutnya dilaporkan pada pengurus pusat PBNU.