Bisnis.com, JAKARTA - Kasus kematian Naba Faiz Prasetya bocah 10 tahun asal Yogyakarta karena keracunan takjil sate pada Jumat (25/04) akhirnya terpecahkan.
Pelakunya merupakan perempuan berinisial NA asal Majalengka, Jawa Barat. Kombes Pol. Burkan Rudy Satria mengatakan tersangka NA adalah pekerja swasta yang beralamat di Majalengka, Jawa Barat.
Tersangka diamankan petugas di rumah kosnya di wilayah Kelurahan Sitimulyo, Piyungan Bantul. Saat ini tersangka ditahan di Kepolisian Resor (Polres) Bantul, untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.
Pelaku sendiri sebelumnya meminta sang ayah korban, Bandiman yang bekerja sebagai ojek online untuk mengirimkan sate tersebut ke seseorang yang berada di daerah Bantul.
Setelah diselidik lebih dalam, berikut 6 fakta yang terdapat dalam kasus takjil sate beracun yang menewaskan Naba Faiz Prasetya.
1. 4 Hari Penelusuran
Setelah menerima laporan tentang kematian Naba Faiz karena sate beracun, akhirnya polisi bergerak cepat untuk menemukan pelaku. Polisi berhasil menangkap perempuan berinisal NA yang merupakan warga Majalengka, Jawa Barat setelah 4 hari penelusuran.
Baca Juga
"Setelah kita lakukan penyelidikan selama 4 hari kemudian kita bisa mengerucut kepada salah satu calon tersangka dan berhasil kita amankan pada Jumat (30/4/2021)," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda DIY Kombes Pol. Burkan Rudy Satria saat konferensi pers di Mapolres Bantul, DIY, Senin (3/5/2021).
2. Diantar Ojek Online
Takjil Sate beracun tersebut awalnya dibawa oleh pelaku NA untuk diberikan kepada orang yang berada di daerah Bantul. Lalu, NA bertemu dengan Bandiman yang merupakan seorang ojek online. Tanpa pikir panjang NA meminta tolong Bandiman untuk mengantar makanan ini ke alamat yang ditujunya.
Karena tak ada aplikasi, NA meminta bantuan Bandiman secara langsung dan memberi upah lebih besar dari pada memakai aplikasi ojek onlinenya. Tanpa pikir panjang, Bandiman mengambil orderan itu karena pada saat pandemi pendapatannya sebagai ojek online menurun.
3. Salah Sasaran
Awalnya, sate yang dibawa NA itu ingin dia kirimkan kepada seseorang bernama Tomy yang berada di daerah Kasihan, Bantul. Namun, pada saat Bandiman mengantarkan ke alamat tersebut ternyata pihak keluarga yang dikirimkan tidak mengenal orang yang mengirim sate tersebut. Keluarga target dan malah memberikan sate tersebut ke Bandiman.
Lalu, sate tersebut dibawa ke rumah untuk dimakan bersama. Ironisnya, takjil sate yang dibawa olehnya mengandung racun dan merenggut nyawa anaknya yang masih berumur 10 tahun akibat memakan sate tersebut.
4. Motif Sakit Hati
Setelah dilakukan penelusaran lebih dalam, diketahui jika paket berisi sate beracun itu dikirimkan NA untuk laki laki bernama Tomy. Diketahui, motif dari NA melakukan ini dikarenakan masalah sakit hati. NA tidak terima jika Tomy menikah dengan wanita lain dan bukan dirinya.
5. Racun Sianida
Pengecekan terhadap takjil sate yeng merenggut nyawa Naba Faiz tersebut akhirnya selesai. Polres Bantul berhasil mengedentifikasi bahwa jenis racun yang ada dalam sate dan bumbunya merupakan racun jenis c yang gampang didapatkan di luar sana. Lalu, belakangan diketahui jika racun yang diguanakan NA merupakan Kalium Sianida. NA diduga mendapatkannya melalui toko online atau e-commerce.
6. Nikah Siri
NA tersangka pengirim sate beracun ternyata sudah menikah siri dengan Tomy, sosok polisi yang dia incar untuk diracun.
Ketua RT 03 Cepokojajar, Srimulyo, Piyungan Agus Riyato mengatakan Nani dan Tomy telah menikah siri dan tinggal bersama selama setahun terakhir. Keduanya juga sempat bertemu dengan Agus untuk izin tinggal di lokasi tersebut.
"Saat itu, Mbak Nani juga menelepon Ibunya. Dan Ibunya bilang nitip anaknya. Ibunya juga bilang mereka sudah nikah siri," kata Agus Riyato seperti dikutip dari Harian Jogja, Selasa (4/5/2021).