Bisnis.com, JAKARTA – Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bakal segera melunncurkan website yang berisi dokumentasi penelitian di Tanah Papua selama 40 tahun terakhir. Harapannya, akses terhadap penelitian di Papua menjadi lebih mudah.
LIPI akan mendokumentasikan berbagai hasil penelitian dan kegiatan ilmiah tersebut dalam situs web papua.lipi.go.id. Situs web ini yang akan diluncurkan perdana pada acara Peluncuran Website Dokumentasi Papua dan Diskusi “Empat Dekade Kiprah LIPI di Tanah Papua” yang diselenggarakan pada Senin (3/5/2021).
Kepala Pusat Penelitian Kependudukan LIPI, Hery Yogaswara mengatakan bahwa LIPI telah bekerja dan melakukan penelitian terkait papua lebih dari 40 tahun.
Secara individu karya pertama tentang Papua yang dilahirkan LIPI adalah buku yang diberi tajuk “Keseragaman dan Aneka Warna Masyarakat Irian Barat”.
“Buku ini ditulis oleh Koentjaraningrat yang ketika itu merupakan Deputi Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusian LIPI,” ujar Hery, melalui keterangan resmi, Minggu (2/5/2021).
Kegiatan ilmiah LIPI di Tanah Papua melibatkan sekitar 200 peneliti dengan lebih dari 150 kegiatan ilmiah yang berdedikasi dan berkomitmen dengan Papua dan masyarakatnya.
Hery menjelaskan, riset dan sumbangsih yang sangat lama serta terbentang dalam berbagai disiplin ilmu dari berbagai kedeputian di lingkungan LIPI telah menunjukkan tonggak sejarah yang mempunyai dampak bukan hanya untuk kepentingan pengembangan ilmu.
“Riset-riset yang dilakukan diutamakan untuk kepentingan sciences based policy atau kebijakan berbasis ilmiah yang berdampak bagi kepentingan Papua dan masyarakat Papua,” kata Hery.
Lebih lanjut, Hery mengatakan sebelumnya pendokumentasian hasil-hasil penelitian mengenai masyarakat, kebudayaan, dan biodiversitas di Tanah Papua sudah dilakukan oleh sejumlah lembaga, misalnya pada situs web www.papuaweb.org yang berbasis di Australia National University (ANU) Canberra, yang merupakan website paling komprehensif.
“Situs web tersebut menyajikan laporan penelitian tesis dan disertasi tentang Papua yang dilakukan baik di Indonesia, Belanda, Australia, dan negara-negara lainnya,” jelasnya.
Namun, situs web www.papuaweb.org tidak diperbarui dalam sepuluh tahun terakhir dan sekarang tidak dapat diakses lagi. Situs web lainnya adalah www.papuaerfgoed.nl yang berbasis di Belanda.
“Di situs tersebut banyak sekali hasil penelitian dituliskan dalam Bahasa Belanda sehingga sulit bagi para pembaca yang tidak menguasai kemampuan berbahasa tersebut. Seperti website sebelumnya, website ini juga tidak bisa diakses lagi,” ungkapnya.
Situs web Papua LIPI yang dapat nantinya dapat diakses di https://papua.lipi.go.id/ berisi karya-karya akademik tentang Papua. Isunya bervariasi dari persoalan bahasa, lingkungan, maritim, adat, botani, isu politik, dan konflik separatisme.
Topik lainnya yang paling banyak dikaji adalah pembangunan di Tanah Papua. Sebagai contoh, kajian pembangunan infrastruktur, persoalan pendidikan dan kesehatan dasar, pembangunan pulau terluar, dan otonomi khusus.
“Peluncuran website dan pangkalan data Papua LIPI diharapkan juga menjadi penanda baru bagi paradigma di LIPI dalam melihat Papua yang tidak hanya menekankan politik keamanan, tetapi juga pada aspek sosial budaya dan ekonomi. Dengan cara ini, maka kontribusi LIPI diharapkan menjadi bermanfaat bagi keilmuan, kebangsaan, dan kemanusiaan,” tutup Hery.