Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah bayangan Myanmar mendesak para pemimpin Asia Tenggara untuk diizinkan menjadi peserta KTT Asean pekan depan di Jakarta dan meminta forum tersebut tidak mengakui penguasa militer yang merebut kekuasaan hasil kudeta Februari lalu.
Pemimpin junta militer Jenderal Senior Min Aung Hlaing diperkirakan akan bergabung dalam pertemuan puncak khusus (KTT) Asean pada Sabtu depan. Keikutsertaannya merupakan perjalanan resmi pertamanya ke luar negeri sejak kudeta yang menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi.
Moe Zaw Oo, wakil menteri luar negeri untuk "Pemerintah Persatuan Nasional (NUG)" yang dibentuk Jumat lalu oleh pata politisi beserta para politisi etnis minoritas mengatakan bahwa Asean belum menjangkau mereka.
"Jika Asean ingin membantu menyelesaikan situasi Myanmar, mereka tidak akan mencapai apa pun tanpa berkonsultasi dan bernegosiasi dengan NUG, yang didukung oleh rakyat dan memiliki legitimasi penuh," katanya kepada layanan Burma Voice of America seperti dikutip Aljazeera.com, Senin (19/4/2021).
Penting untuk diketahui agar dewan militer tersebut tidak diakui. Ini perlu ditangani dengan hati-hati, katanya menambahkan.
Pada Sabtu, juru bicara kementerian luar negeri Thailand Tanee Sangrat mengatakan beberapa pemimpin dari 10 negara Asean, termasuk Min Aung Hlaing, telah mengkonfirmasi bahwa mereka akan menghadiri KTT pada 24 April di Jakarta.
Baca Juga
Undangan orang kuat militer telah menuai cemoohan dari para aktivis yang mendesak para pemimpin asing untuk tidak mengakui pemerintahan militer.
Pasukan keamanan telah menewaskan sedikitnya 730 pengunjuk rasa pro-demokrasi Myanmar, menurut sebuah kelompok aktivis. Militer berupaya untuk menghancurkan protes anti-kudeta nasional.
Sementara itu, pasukan keamanan juga terus mengancam media dan menangkap reporter lepas Jepang Yuki Kitazumi. Dia ditangkap di rumahnya di Yangon pada Minggu malam, kata asistennya dalam sebuah pesan.
Pada Februari, dia dipukuli dan ditahan sebentar saat terjadi tindakan keras terhadap pengunjuk rasa, tetapi kemudian dibebaskan.
Jumlah wartawan yang ditangkap sejauh ini mencapai lebih dari 65 orang dan setidaknya 34 orang masih ditahan, menurut kelompok pemantau Reporting Asean.
Pihak berwenang mengumumkan pada Minggu malam di televisi yang dikelola pemerintah bahwa 20 selebriti lainnya dan 20 dokter akan ditambahkan ke dalam daftar surat perintah penangkapan dari 420 orang tokoh terkemuka.