Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah diminta untuk mendesak mendesak Sinovac Biotech Ltd, perusahaan China yang memasok vaksin Sinovac ke Indonesia, agar segera mengurus Emergency Use Listing (EUL) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Permintaan itu diungkapkan oleh Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay. Pasalnya, Arab Saudi mengharuskan setiap jamaah haji dan umroh divaksin dengan vaksin yang telah memiliki EUL.
Menurut Saleh, hal ini sangat penting, mengingat jamaah haji dan umroh terbesar di dunia adalah dari Indonesia. Sebagai catatan, kuota haji yang ditetapkan Kementerian Agama pada 2020 mencapai 231.000 orang.
"Sertifikat EUL ini kan penting. Minggu lalu, Menteri Agama menyebutkan bahwa Saudi sangat berkepentingan dengan persoalan vaksinasi ini. Mungkin ini terkait dengan masih merebaknya Covid-19 di banyak negara,” katanya dalam keteran resmi yang dilansir laman resmi DPR, Senin (19/4/2021).
Sebagai konsumen dan pengguna vaksin Sinovac yang tidak sedikit, Pemerintah Indonesia dinilai sangat layak menuntut agar Sinovac Biotech Ltd. segera mengurus EUL tersebut. Menurutnya, posisi Indonesia adalah pembeli sehingga perusahaan penjuallah yang mesti mengurus persoalan pendaftaran dan urusan administratif seperti itu.
"Ini saya dengar malah Pemerintah Indonesia yang memberikan perkiraan. Ada yang memperkirakan akan keluar di bulan April, ada juga yang menyebut di awal Mei. Tidak diketahui mana yang paling benar. Yang jelas, sampai hari ini belum keluar dan belum masuk dalam list WHO,” urai Saleh.
Baca Juga
Tahun ini, masih kata Saleh, Pemerintah Saudi diperkirakan akan kembali menerima jamaah haji. Namun, otoritas Saudi akan sangat ketat menjaga persyaratannya.
“Karena itu, jamaah haji kita yang telah divaksin Sinovac harus dipastikan diakui dan diperbolehkan masuk Saudi. Kalau tidak, daftar antrean jamaah yang mau berangkat haji akan semakin panjang,” tutup Politisi Fraksi PAN itu.