Bisnis.com, JAKARTA – Selama sebulan belakangan ada tren penurunan kasus Covid-19, seperti di DKI Jakarta. Namun, Satgas Penanganan Covid-19 mengingatkan agar masyarakat tetap patuh dan ketat melaksanakan protokol kesehatan.
Pasalnya, meskipun DKI Jakarta menjadi provinsi dengan tingkat kepatuhan tertinggi, Satgas mencatat ada kecederungan penurunan tingkat kepatuhannya pada sepekan terakhir.
“Jadi di DKI Jakarta kepatuhannya sepekan lalu sudah di atas 85 persen, tapi sekarang di 80-81 persen. Ada penurunan sedikit. Kami ingatkan Satgas Daerah, Ddinkes, BPBD agar bisa memperhatikan perubahan perilaku di masyarakat,” ujar Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny B. Harmadi pada Dialog Produktif KPCPEN, Jumat (16/4/2021).
Penurunan kasus selama ini, menurut Sonny, merupakan murni hasil dari kepatuhan masyarakat menerapkan protokol kesehatan.
Karena, jika dilihat secara nasional dari jumlah tes Covid-19 sudah cukup bagus dengan capaian 1 persen penduduk dalam 1 minggu.
Selain itu, positivity rate juga turun dari 25-27 persen menjadi 11-14 persen. Kasus aktif juga turun, dari puncaknya 176.000 pada Februari lalu, sekarang sudah 108.000.
Baca Juga
“Tapi, perlu diingat kita masih dalam pandemi, apalagi di tengah dunia yang sedang mengalami gelombang ketiga. Ini menunjukkan bahwa setelah kinerja membaik dan mengalami puncak gelombang baru, tidak ada negara yang mampu mengendalikan virus ini sepenuhnya. Kita harus hati-hati, jangan sampai kendor dan lengah,” kata Sonny.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti juga mengungkapkan, bahwa dalam dua pekan terakhir kasus harian di DKI Jakarta mulai kembali naik.
Dikhawatirkan, angkanya terus bergerak naik, jika masyarakat tidak segera memperketat kepatuhan protokol kesehatan lagi.
“Kasus harian kita sekarang naik 200-an per hari, ini khawatir angkanya bergerak terus,” ungkap Widyastuti.
Komitmen Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk mempertahankan penurunan kasus adalah dengan memastikan testing dan tracing tetap tinggi. Dalam sepekan sudah dilakukan tes sampai 68.000 lebih.
“Tapi 68.000 tadi memang turun untuk standar DKI, karena pernah testing sampai 90.000 dan kapasitas lab kita mampu lebih dari 100.000,” ujar Widyastuti.
Dia berpesan, agar warga tetap berhati-hati, jangan mudah senang dan puas ketika mendapat hasil tes negatif. Hal ini bisa membuat warga lengah dan menjadi tertular atau bahkan menjadi pembawa virus serta menularkan kepada orang lain.