Bisnis.com, JAKARTA - Kuota untuk seleksi sekolah kedinasan di bawah 8 kementerian pada 2021 ditetapkan sebesar 6.464 formasi. Pendaftaran untuk seleksi ini pun telah resmi dibuka mulai hari ini, Jumat (9/4/2021).
"Seleksi sekolah kedinasan dilakukan pada tanggal 9 April tahun 2021 hingga tanggal 30 April tahun 2021," jelas Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo dalam konferensi pers, Jumat (9/4/2021).
Dalam kesempatan yang sama, Plt. Deputi SDM Aparatur Kemenpan RB Teguh Widjinarko menjelaskan pendaftaran akan dibuka hingga akhir bulan ini.
Dia memerinci bahwa pada tahun ini sekolah kedinasan di bawah Kementerian Perhubungan akan menyediakan kuota terbanyak. Pasalnya, ada 21 sekolah kedinasan di bawah kementerian tersebut.
Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN), sekolah kedinasan di bawah Kementerian Dalam Negeri, menyusul dengan kuota 1.164 formasi. Sementara itu, Politeknik Siber dan Sandi Negara yang berada di Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyediakan kuota paling sedikit yakni 100 formasi.
Dikutip dari presentase Kemenpan RB dalam konferensi pers tersebut, berikut ini perincian kuota seleksi sekolah kedinasan 2021:
- Politekni Keuangan Negara STAN (Kementerian Keuangan): 275 formasi
- IPDN (Kementerian Dalam Negeri): 1.164 formasi
- Sekolah Tinggi Intelijen Negara (Badan Intelijen Negara/BIN): 250 formasi
- Polteknik Siber dan Sandi Negara (Badan Siber dan Sandi Negara/BSSN) 100 formasi
- Politeknik Statistika STIS (Badan Pusat Statistik/BPS): 600 formasi
- Poltekip dan Poltekim (Kementerian Hukum dan HAM): 600 formasi
- 21 Sekolah Kedinasan di bawah Kementerian Perhubungan: 3.210 formasi
- Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau STMGK (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika): 265 formasi.
"Kalau kita lihat dari sisi formasi yang dibuka, sekolah kedinasan kemenhub antara lain adalah Politeknik Transportasi Darat Indonesia, kemudian Politeknik Perkeretaapian Indonesia di Madiun dan seterusnya sampai Politeknik Penerbangan Palembang," jelas Teguh Widjinarko.