Bisnis.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD di enam provinsi untuk bersiap siaga dalam mencegah dampak siklon tropis Seroja yang intensitasnya diperkirakan meningkat pada 7 - 8 April 2021.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati menjelaskan bahwa pihaknya berharap BPBD di enam provinsi menyiapkan langkah kesiapsiagaan untuk mencegah dampak siklon tropis Seroja terhadap masyakarat maupun kerusakan infrastruktur.
Pasalnya, jelas dia, berdasarkan analisis BMKG, intensitas siklon tropis Seroja diperkirakan akan meningkat dalam 24 jam. BMKG memperkirakan peningkatan intensitas siklon pada 7 - 8 April 2021 dan bergerak ke arah barat daya menjauhi wilayah Indonesia.
Menurutnya, BNPB telah berkoordinasi dengan enam provinsi, yaitu BPBD Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT) dan D.I. Yogyakarta.
"BNPB mengingatkan bahwa siklon tropis Seroja akan berkontribusi cukup signifikan terhadap peningkatkan labilitas atmosfer dan pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia, selain itu dapat mendorong peningkatan kecepatan angin yang berdampak pada peningkatkan ketinggian gelombang di sebagian wilayah perairan Indonesia," demikian penjelasannya yang dilansir laman resmi BNPB, Rabu (7/4/2021).
Raditya menjelaskan BNPB merekomendasikan BPBD di enam provinsi tersebut untuk melakukan sejumlah langkah. Pertama, melakukan koordinasi secara berkala dengan dinas terkait dan aparatur wilayah administrasi kabupaten dan kota di daerah setempat di bawah enam provinsi tersebut.
Baca Juga
Kedua, melakukan pemantauan untuk mendapatkan perkembangan informasi peringatan dini cuaca dan potensi ancaman bencana melalui beberapa situs yang dikelola BNPB, BMKG dan Lapan.
Ketiga, meningkatkan kegiatan sosialisasi, edukasi dan mitigasi terkait upaya pencegahan banjir dan banjir bandang dengan menggunakan media elektronik atau media sosial mengingat wilayah Indonesia sedang mengalami pandemi Covid-19.
Keempat, melakukan koordinasi dengan dinas dan lembaga/organisasi terkait (Dinas Kominfo, RAPI, Orari, Senkom, Forum PRB daerah, dan pihak terkait lain) dalam penyebarluasan informasi peringatan dini banjir, banjir bandang, dan tanah longsor secara berkala sampai kepada masyarakat, khususnya yang bermukim di wilayah yang risiko tinggi.
Kelima, menyiapkan dan mensosialisasikan tempat evakuasi yang terpisah antara masyarakat yang sehat dengan terkonfirmasi positif Covid-19.
Keenam, melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan setempat terkait penyiapan fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit, puskesmas dan sistem rujukan terutama bagi rumah sakit yang berada di wilayah risiko tinggi bencana.
Ketujuh, menyiapkan infrastruktur 3T (tracing, testing, treatment) di tempat evakuasi dan pengungsian serta menegakkan protokol kesehatan (3M) selama ditempat pengungsian.
Kedelapan, mengidentifikasi kebutuhan dan ketersediaan sumberdaya yang ada di daerah (sumber daya manusia, peralatan, logistik, dan lain-lain) serta perencanaan mobilisasinya untuk pengungsi.
Kesembilan, apabila diperlukan, dapat menetapkan status darurat bencana dan pembentukan pos komando penanganan darurat bencana serta aktivasi rencana kontingensi menjadi rencana operasi.
Kesepuluh, melakukan koordinasi penanganan darurat bencana dapat menghubungi Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB. Hal ini bertujuan untuk mendukung penanganan secara dini sebelum terjadi suatu insiden.
Sementara itu, berdasarkan pantauan potensi dampak Seroja, BMKG memprakirakan terdapat potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat/petir serta angin kencang di wilayah Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan NTB, serta hujan intensitas sedang di NTT.