Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menegaskan dukungan pemerintah untuk penanganan pascabencana di Nusa Tenggara Timur.
Seperti diketahui, bencana alam berupa banjir dan tanah longsor terjadi di sejumlah wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak Minggu (4/4/2021), yang dipicu cuaca ekstrem yang ditandai munculnya Siklon Tropis Seroja.
Melalui akun Twitter resmi Wapres RI, @wapres_RI, Selasa (6/4/2021) 09.39 WIB, Wapres mengatakan sejumlah kementerian dan lembaga siap untuk membantu penanganan bencana di NTT.
"Insya Allah warga NTT tidak sendiri, seluruh jajaran seperti BNPB, Basarnas, Kementerian Sosial, Kementerian PUPR, TNI dan Polri siap untuk membantu evakuasi dan penanganan di lapangan. Serta, seluruh rakyat Indonesia turut menyertai dalam setiap doanya," tulisnya dalam sebuah utasan di Twitter.
Insya Allah warga NTT tidak sendiri, seluruh jajaran seperti BNPB, Basarnas, Kementerian Sosial, Kementerian PUPR, TNI dan Polri siap untuk membantu evakuasi dan penanganan di lapangan. Serta, seluruh rakyat Indonesia turut menyertai dalam setiap doanya.
— Wakil Presiden RI (@wapres_ri) April 6, 2021
Wapres pun menyampaikan duka citanya yang mendalam atas korban meninggal dan korban luka pada musibah banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang yang terjadi di NTT.
"Kejadian ini bukan hanya duka bagi NTT namun menjadi duka bersama Indonesia. Semoga NTT bisa segera pulih, dan seluruh masyarakatnya diberikan ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi bencana ini," tulisnya.
Baca Juga
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sekitar 8.424 orang atau 2.019 kepala keluarga menjadi pengungsi akibat bencana alam berupa banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah di Provinsi NTT. Selain itu, tercatat sebanyak 1.083 kepala keluarga KK atau 2.683 warga lainnya terdampak bencana di provinsi tersebut.
Pengungsi terbesar diidentifikasi berada di Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah 7.212 jiwa atau 1.803 kepala keluarga. Kemudian, pengungsi di Lembata mencapai 958, Rote Ndao 672 atau 153 KK, Sumba Barat 284 atau 63 KK, dan Flores Timur 256 orang.
Bencana alam dampak cuaca ekstrem di beberapa wilayah itu, juga mengakibatkan sejumlah kerugian, antara lain 1.962 rumah terdampak, 119 rumah rusak berat, 118 rumah rusak sedang, dan 34 rumah rusak ringan, sedangkan fasilitas umum 14 rusak berat, satu rusak ringan, dan 84 unit lain terdampak.
BNPB juga melaporkan setidaknya 128 orang meninggal dunia akibat peristiwa tersebut. Bila diperinci, maka korban meninggal dunia dari Kabupaten Lembata mencapai 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12 orang.
Pada saat yang sama, total korban hilang mencapai 72 orang, dengan perincian di Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21 orang.