Bisnis.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sekitar 8.424 orang menjadi pengungsi akibat bencana alam berupa banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dilanda cuaca ekstrem yang ditandai munculnya Siklon Tropis Seroja.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati memerinci, berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Senin (5/4/2021), pukul 23.00 WIB, ada sekitar 2.019 kepala keluarga yang mengungsi. Selain itu, tercatat sebanyak 1.083 kepala keluarga KK atau 2.683 warga lainnya terdampak bencana di provinsi tersebut.
Menurutnya, pengungsi terbesar diidentifikasi berada di Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah 7.212 jiwa atau 1.803 kepala keluarga.
"[Pengungsi di] Lembata 958, Rote Ndao 672 atau 153 KK, Sumba Barat 284 atau 63 KK, dan Flores Timur 256 orang," ujar Raditya di Jakarta, Selasa (6/4/2021).
Bencana alam dampak cuaca ekstrem di beberapa wilayah itu, juga mengakibatkan sejumlah kerugian, antara lain 1.962 rumah terdampak, 119 rumah rusak berat, 118 rumah rusak sedang, dan 34 rumah rusak ringan, sedangkan fasilitas umum 14 rusak berat, satu rusak ringan, dan 84 unit lain terdampak.
Raditya mengatakan bahwa setidaknya 128 orang meninggal dunia akibat peristiwa tersebut. Dia memerinci, korban meninggal dunia dari Kabupaten Lembata mencapai 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12 orang. Pada saat yang sama, total korban hilang mencapai 72 orang, dengan perincian di Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21 orang.
Baca Juga
"Total warga meninggal dunia berjumlah 128 warga meninggal dunia selama cuaca ekstrem berlangsung di beberapa wilayah tersebut,"
Cuaca ekstrem dampak Siklon Tropis Seroja masih berpotensi terjadi di kawasan NTT dalam beberapa hari ke depan. Siklon tropis ini berdampak di delapan wilayah administrasi kabupaten dan kota, antara lain Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao, dan Alor.
Terkait dengan pascabencana, BPBD kabupaten dan kota dibantu berbagai pihak masih terus melakukan penanganan darurat bencana, seperti evakuasi, penyelamatan, pelayanan di pengungsian, distribusi logistik, maupun pembukaan akses ke wilayah terisolasi.