Bisnis.com, JAKARTA – Uni Eropa akan mengkaji ketat semua permintaan untuk mengekspor vaksin AstraZeneca Plc. Ke Inggris dan kemungkinan bakal menolak izinnya sampai perusahaan tersebut memenuhi kewajibannya pada kawasan tersebut.
Dilansir Bloomberg, Senin (22/3/2021), pernyataan senior Uni Eropa yang menolak disebutkan identitasnya tersebut menyatakan Uni Eropa memiliki kontrak dengan AsttraZeneca dan kontrak itu tidak dihargai.
Dia pun menambahkan vaksin apapun dan bahan vaksin yang diproduksi di Eropa akan dipesan untuk kebutuhan lokal.
Pernyataan tersebut sekaligus merespons Sekretaris Pertahanan Inggris Ben Wallace yang mengemukakan blok kawasan itu harus menghargai kontrak vaksin yang dibuat dan bukan tanggungjawab Uni Eropa untuk membantu Astra menjalankan komitmennya.
“Komisi paham sekali bahwa ini akan saling bertentangan. Mereka ada di bawah tekanan politik di Uni Eropa. [Jika ekspor dilarang] maka itu akan menodai hubungan Uni Eropa dengan dunia global,” kata Wallace.
Uni Eropa dan Inggris terlibat aksi saling sikut terkait ekspor vaksin AstraZeneca sejak Astra menginformasikan Brussel bahwa perusahaan itu tidak dalam posisi untuk mengirimkan vaksin sesuai dengan janjinya kepada Uni Eropa.
Baca Juga
Aksi semakin panas ketika kedua belah pihak menuduh satu sama lain telah menghambat ekspor dan terlibat aksi nasionalisme vaksin.
Uni Eropa menyatakan tidak ada permintaan dalam jumlah besar untuk ekspor AstraZeneca ke Inggris di fasilitas produksinya di Belanda. Tetapi jika ada, kemungkinan permintaan itu akan ditolak.
Lebih dari 10 juta dosis vaksin telah diekspor dari Uni Eropa ke Inggris, meski blok kawasan itu mengemukakan hanya sedikit dari jumlah itu yang merupakan vaksin Covid-19 AstraZeneca dan bahan-bahannya.
“Secara prinsip Belanda akan mengizinkan ekspor terus berlanjut, kecuali ada pernyataan sebaliknya dari Komisi Uni Eropa,” jelas juru bicara Belanda.