Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PDIP Dukung Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Tahun Ajaran 2021/2022

PTM terbatas dapat dilakukan dengan mengedepankan sistem hibrid atau perpaduan tatap muka dan tatap maya atau PJJ.
Suasana kegiatan belajar mengajar di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 13 Bagan Besar Duma pada masa pandemi Covid-19 di Riau, Selasa (16/3/2021)./Antararn
Suasana kegiatan belajar mengajar di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 13 Bagan Besar Duma pada masa pandemi Covid-19 di Riau, Selasa (16/3/2021)./Antararn

Bisnis.com, JAKARTA - Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi PDI Perjuangan Putra Nababan mendukung upaya pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang akan diselenggarakan pada awal tahun ajaran baru 2021/2022.

“PDIP mendukung PTM terbatas dengan memprioritaskan vaksinasi pendidik dan tenaga kependidikan, serta memperhatikan protokol kesehatan di sekolah,” ujar Putra dalam rapat kerja dengan Kemendikbud di Jakarta, Kamis (18/3/2021).

Pihaknya prihatin dengan dampak negatif dari pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan ancaman learning loss atau kehilangan pengalaman belajar.

Putra berharap pelaksanaan PTM terbatas dapat dilakukan dengan mengedepankan sistem hibrid atau perpaduan tatap muka dan tatap maya atau PJJ.

“Kami berharap SKB empat menteri tentang pembelajaran pada masa pandemi dapat diselenggarakan dengan sungguh-sungguh,” imbuhnya.

Meski demikian, dia mendorong agar pelaksanaan vaksinasi pendidik dan tenaga kependidikan tidak dilakukan dengan tergesa-gesa dan harus disesuaikan dengan kondisi yang ada di daerah.

Pada kesempatan yang sama, Mendikbud Nadiem Anwar Makarim mengatakan, satuan pendidikan wajib memberikan opsi layanan PTM terbatas setelah vaksinasi dosis kedua diberikan pada pendidik dan tenaga kependidikan.

“Setelah mayoritas pendidikan dan tenaga kependidikan divaksinasi dosis kedua dan selambatnya tahun ajaran baru, maka satuan pendidikan diwajibkan memberikan opsi layanan pembelajaran tatap muka terbatas,” ujar Nadiem.

PTM terbatas dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan atas izin orangtua atau wali murid. PTM terbatas dikombinasikan dengan pembelajaran jarak jauh untuk memenuhi protokol kesehatan.

PJJ, lanjut dia, sudah berlangsung selama satu tahun dan berpotensi menimbulkan dampak sosial negatif yang berkepanjangan, di antaranya putus sekolah, penurunan capaian belajar dan kekerasan pada anak, serta risiko eksternal.

“Risiko putus sekolah karena anak terpaksa bekerja untuk membantu keuangan keluarga di tengah krisis pandemi Covid-19. Banyak orang tua yang tidak bisa melihat peranan sekolah dalam proses belajar-mengajar apabila proses pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka,” terang Nadiem.

Dia menjelaskan terjadi kesenjangan capaian belajar yang mana perbedaan akses dan kualitas selama pembelajaran jarak jauh, dapat mengakibatkan kesenjangan capaian belajar, terutama untuk anak dari sosio ekonomi berbeda.

Studi menemukan bahwa pembelajaran di kelas menghasilkan pencapaian akademik yang lebih baik dibandingkan dengan PJJ. Selanjutnya, tanpa sekolah banyak anak yang terjebak pada kekerasan rumah tanpa terdeteksi oleh guru, serta saat anak tidak lagi datang ke sekolah terdapat risiko untuk pernikahan dini, kekerasan pada anak, kehamilan remaja, dan lain sebagainya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper