Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenkes Bakal Tinjau Sisa Vaksin Covid-19 dari Sinovac di Papua

Berdasarkan catatan Kemenkes, tiga juta dosis vaksin jadi dari Sinovac atau disebut Coronavac, sudah habis digunakan. Namun, dilaporkan ada sisanya di Papua.
Kemasan vaksin Covid-19 diperlihatkan di Command Center serta Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV) PT Bio Farma (Persero), Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/1/2021). Bisnis/Rachman
Kemasan vaksin Covid-19 diperlihatkan di Command Center serta Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV) PT Bio Farma (Persero), Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/1/2021). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Kesehatan menyebut bahwa 3 juta vaksin dari Sinovac sudah habis digunakan. Namun, kabarnya sejumlah vaksin yang masa simpannya akan habis sebentar lagi itu masih tersisa di Papua.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmidzi mengatakan bahwa 3 juta dosis vaksin jadi dari Sinovac atau disebut Coronavac tersebut, menurut pencatatan penerimaan vaksin, sudah habis digunakan.

“Seluruhnya sudah disuntikan kepada sasaran tenaga kesehatan,” kata Nadia pada konferensi pers, Selasa (16/3/2021).

Namun, mendengar masih ada sisa vaksinnya di Papua, Nadia mengatakan Kemenkes akan segera memastikan. “Karena kan ada dua batch, yang satu kedaluwarsa 25 Maret ini, yang sisanya nanti bulan Mei. Kalau masih ada artinya masih ada waktu untuk itu disuntikkan. Jadi kita sekarang akan mengecek lagi,” ujarnya.

Nadia menuturkan, menurut sistem Smile atau sistem informasi untuk manajemen memantau ketersediaan vaksin, vaksin Coronavac sudah tidak di fasyankes. Nadia juga menegaskan bahwa istilah kedaluwarsa yang digunakan pada vaksin Coronavac bukan istilah yang seperti kita ketahui pada umumnya.

“Ini merupakan yang disebut sebagai masa simpan atau umur simpan yaitu shelf life daripada vaksin Covid-19,” tegas Nadia.

Dia menyampaikan bahwa vaksin asal Sinovac dikirimkan pada Desember 2020 sejumlah 1,2 juta dosis dan terakhir pada akhir Desember itu sebanyak 1,8 juta dosis. Seluruhnya merupakan vaksin dalam bentuk jadi dan dikemas dalam botol kecil untuk satu dosis per vial.

Ketiga juta vaksin tersebut diproduksi di antara kurun waktu September sampai dengan November 2020 dengan shelf life atau masa simpan dari produsen selama tiga tahun. Sehingga seharusnya vaksin bisa digunakan sampai dengan 2023.

Namun, pada saat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin penggunaan darurat, didasarkan pada data stabilitas dari vaksin tersebut.

“Berdasarkan data yang diterima oleh Badan POM saat mengkaji penggunaan darurat vaksin Sinovac ini adalah baru 3 bulan, sehingga shelf life atau masa simpan yang dikeluarkan oleh Badan POM ini hanya selama 6 bulan untuk vaksin Sinovac dengan merk Coronavac,” jelasnya.

Sehingga, berdasarkan data tersebut Badan POM menentukan masa simpan vaksin yang 1,2 juta itu akan dinyatakan sebagai habis masa simpannya pada tanggal 25 Maret 2021. Sementara kalau kita berbicara yang 1,8 juta itu masih akan habis masa Simpannya sampai dengan Mei 2021.

“Dan hal ini Tentunya untuk memastikan keamanan dan khasiat daripada vaksin yang tentunya kita berikan kepada masyarakat,” imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper