Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menegaskan telah merancang program vaksinasi virus Corona atau Covid-19 dengan volume mencapai 100.000 dosis per hari.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan rancangan itu disiapkan lantaran pada Januari dan Februari, vaksin yang tersedia di Tanah Air hanya 3 juta dosis.
Penjelasannya itu pun menjadi alasan pemerintah belum menyuntik vaksin dengan kecepatan 1 juta vaksinasi per hari. Kecepatan vaksinasi tersebut, jelas dia, bergantung pada jumlah vaksin yang tersedia.
"Kalau satu juta vaksinasi sehari, nanti tiga hari habis. Nanti protes semua bupati dan wali kota karena enggak ada vaksin untuk suntik rakyat. Itu sebabnya kenapa kita atur di seratus ribu," ujar Budi Gunadi dalam konferensi video, Sabtu (13/3/2021).
Selanjutnya, pada Maret dan April, Budi mengatakan pasokan vaksin yang tersedia adalah sekitar 10 juta vaksin. Karena itu, pada periode itu, vaksinasi diatur di kisaran 300.000 vaksinasi per hari. Dengan demikian selama satu bulan pasokan vaksin itu bisa terserap.
Berikutnya, pasokan vaksin di Mei dan Juli diperkirakan akan naik menjadi 20 jutaan vaksin per bulan. Dengan demikian, Budi mengatakan jumlah vaksinasi akan ditingkatkan lagi menjadi 600.000-700.000 suntikan per hari.
Baca Juga
Pada Juli 2021, tutur Budi, pasokan vaksinasi akan mencapai sekitar 70-80 juta dosis. Artinya, 75 persen vaksin akan tersedia mulai Juli 2021.
"Jadi kita suntiknya bukan 1 juta. Itu rata-rata. Kalau 181,5 juta orang, 363 juta dosis, dibagi 365 hari itu 1 juta perhari kalau vaksinnya rata tersedianya," ujar dia.
Dia menjelaskan bahwa ketersediaan vaksin tidak merata sepanjang tahun. "Tersedianya di semester kedua. Jadi kepepet di semester 2, itung-itungan saya harus 1,5 juta suntikan per hari."