Bisnis.com, JAKARTA - Vaksinasi Covid-19 dengan produk AstraZeneca telah ditangguhkan di sejumlah negara, terutama di Eropa dan teranyar Thailand. Langkah itu diambil lantaran adanya laporan pembekuan darah sebagai dampak vaksinasi.
Namun, otoritas kesehatan Filipina menegaskan bahwa pihaknya tidak melihat alasan untuk menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca di negara itu. Pemerintah negara itu juga menambahkan bahwa manfaat vaksin tersebut lebih besar daripada risikonya.
"Saat ini, Departemen Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan menekankan bahwa tidak ada indikasi bagi Filipina untuk menghentikan peluncuran vaksin AstraZeneca," kata kementerian kesehatan dan administrasi makanan dan obat negara itu dalam pernyataan bersama, Jumat (13/2/2021).
Filipina sejauh ini telah menerima 525.600 dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca melalui fasilitas COVAX.
Dilansir Bloomberg, Jumat (12/3/2021), Kementerian Kesehatan Thailand mengatakan bahwa negaranya akan menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca Plc sampai ada kejelasan lebih lanjut dari penyelidikan kemungkinan pembekuan darah.
Perdana Menteri Prayuth Chan-Ocha dan beberapa anggota kabinetnya yang dijadwalkan untuk mendapatkan suntikan AstraZeneca pada hari ini. Namun, rencana itu terpaksa ditunda setelah ada penangguhan vaksin di beberapa negara Eropa, termasuk di Denmark, Italia dan Norwegia.
Baca Juga
Sebelumnya, Reuters memberitakan Denmark telah menghentikan sementara penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca selama dua pekan. Penghentian itu dilakukan usai sejumlah laporan terkait adanya kasus penggumpalan darah, termasuk satu kematian di Denmark, kata otoritas Denmark, Kamis (11/3/2021).
“Kami dan Badan Obat-Obatan Denmark harus merespon terhadap laporan-laporan terkait kemungkinan efek samping yang serius, baik dari Denmark maupun dari negara-negara Eropa lainnya,” kata direktur Otoritas Kesehatan Denmark, Soren Brostrom, dalam sebuah pernyataan.
AstraZeneca pada Kamis mengatakan kepada Reuters dalam sebuah pernyataan tertulis bahwa keamanan vaksinnya telah dipelajari secara ekstensif dalam uji coba pada manusia dan data yang ditinjau oleh rekan sejawat telah mengonfirmasi bahwa vaksin tersebut secara umum dapat diterima dengan baik.