Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gatot Nurmantyo Tolak Tawaran Ambil Alih Demokrat dari AHY, Begini Kisahnya

Gatot Nurmantyo pernah didatangi oleh sejumlah kader Demokrat dan mengajaknya untuk terlibat dalam proses kudeta.
residium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo . JIBI/Bisnis-Nancy Junita @kanal youtube refly harun
residium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo . JIBI/Bisnis-Nancy Junita @kanal youtube refly harun

Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo nyaris terlibat dalam Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) yang berupaya menggulingkan kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Gatot mengatakan dirinya sempat didatangi oleh sejumlah kader Demokrat dan mengajaknya untuk terlibat dalam proses kudeta.

“Apakah iya, saya dibesarkan oleh dua presiden, satu Pak Susilo Bambang Yudhoyono dan Pak Jokowi. Terus saya membalasnya dengan mencongkel anaknya [AHY/Agus Harimurti Yudhoyono],” kata Gatot dalam sebuah wawancara yang ditayangkan pada Youtube Bang Arief, Sabtu (6/3/2021).

Menurutnya, kenaikan pangkat dalam karier tentara dipastikan diketahui dan direstui oleh Kepala Negara.

Walhasil, Gatot menilai, sangat tidak elok jika demi kekuasaan dirinya ikut serta dalam gerakan kudeta kepemimpinan Partai Demokrat yang saat ini dipimpin oleh AHY yang merupakan putra Presiden ke-6 RI.

“Saya terima kasih [karena dipercaya bisa memimpin Partai Demokrat melalui KLB], tetapi moral etika saya tidak bisa menerima dengan cara seperti itu,” kata Gatot kepada kader Partai Demokrat yang menemuinya saat itu.

Adapun, Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang semakin meramaikan isu kudeta terhadap kepemimpinan AHY. Isu kudeta ini sempat mencuat ketika AHY menyatakan ke publik bahwa ada gerakan dari segelintir kader, mantan kader dan orang luar yang ada di lingkaran pemerintahan berupaya untuk merebut Partai Demokrat.

SBY pun ‘turun gunung’ dan meminta keadilan kepada Presiden Jokowi melalui kementerian dan lembaga terkait KLB tersebut.

“Saya sangat merasakan apa yang para kader Demokrat rasakan saat ini. Saudara pasti marah, terhina, merasa diperlakukan sewenang-wenang dan geram,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper