Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UTBK SBMPTN 2021 Season 2 Pandemi Covid-19 Makin Sulit

Tahun 2021, menjadi tahun kedua ujian masuk perguruan tinggi nasional dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Bedanya, pada tahun lalu pelajar kelas 12 masih bisa belajar secara tatap muka setidaknya setengah tahun ajar.
Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Universitas Airlangga Surabaya./Antarann
Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Universitas Airlangga Surabaya./Antarann

Bisnis.com, JAKARTA – Registrasi akun di Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) untuk pelaksanaan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) telah resmi ditutup.

Sekarang, saatnya para pelajar kelas 12 SMA, SMK dan sederajat yang tak ikut SNMPTN mempersiapkan diri ikut jalur masuk perguruan tinggi lainnya, seperti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN) atau Seleksi Mandiri.

Pasalnya, SNMPTN memang tidak bisa diikuti oleh semua murid. Secara umum hanya murid berprestasi dan ‘eligible’ yang bisa ikut seleksi jalur ini.

Misalnya, sekolah dengan akreditasi A bisa dapat kuota sampai 40 persen murid dengan prestasi terbaik. Kemudian, untuk sekolah dengan akreditasi B hanya dapat kuota 25 persen, dan sekolah akreditasi C dan lainnya hanya dapat kuota 5 persen.

Tahun 2021, menjadi tahun kedua ujian masuk perguruan tinggi nasional dilaksanakan di  tengah pandemi Covid-19. Bedanya, pada tahun lalu pelajar kelas 12 masih bisa belajar secara tatap muka setidaknya setengah tahun ajar. Sedangkan, pelajar kelas 12 tahun ini sepenuhnya menjalani belajar daring. Berbagai tantangan mempersiapkan diri untuk masuk perguruan tinggi dihadapi.

Ikhsan (18), seorang pelajar kelas 12 yang tahun ini akan ikut SBMPTN mengaku, perjuangannya mempersiapkan diri untuk ikut seleksi tersebut makin sulit.

Lewat akun Twitternya @Afflictionist, Ikhsan sempat mengunggah sebuah utas yang menunjukkan salah satu temannya mengirim surel kepada guru pelajaran Matematika Wajib.

Dalam surel tersebut, sang murid ‘curhat’ kepada gurunya bahwa selama belajar daring, dia kesulitan memahami pelajaran yang diberikan gurunya. Padahal, pada saat belajar di sekolah dia selalu paham.

Sampai pada saat ujian sekolah nilainya anjlok, karena dia benar-benar tak bisa memahami pelajaran yang diberikan gurunya. Terlebih pada pelajaran matematika.

Murid yang disamarkan namanya tersebut bahkan meminta sang guru agar tak memberikan soal yang terlalu sulit untuk Penilaian Akhir Semester (PAS).

Merespons hal tersebut, sang guru mengatakan, bahwa soal ujian PAS bukan wewenangnya.  

Guru itu menuturkan, bahwa dirinya memberi soal yang sulit bukan karena ingin menjatuhkan sang murid, melainkan hanya ingin para murid siap menghadapi ujian UTBK, SBMPTN, atau ujian masuk perguruan tinggi lainnya.

Di tengah kesulitan tersebut, sang guru juga sadar betul bahwa ujian secara daring membuatnya tak bisa melakukan pengawasan secara maksimal, sehingga tak menampik bahwa ujian daring tak akan benar-benar bebas dari kecurangan.

Pada cuitannya, Ikhsan membenarkan betapa sulitnya belajar mandiri dan secara daring selama pandemi.

Saat ditanyai Bisnis terkait persiapannya tahun ini, Ikhsan mengatakan persiapan UTBK tahun ini terbilang sangat sulit.

“Beberapa alasan di antaranya jam pelajaran sekolahnya dikurangi, makin banyak tugas. Jadi, kelas 12 itu makin sibuk banget sama tugas, ujian praktik juga. Belajar online bikin sulit paham, soalnya banyak banget distraksinya dan susah banget materi ngejar 1.5 tahun daring karena kendala daring juga banyak,” ujarnya.

Siap atau tidak, Ikhsan dan teman-temannya fokus mempersiapkan mental terlebih dahulu. Kalau mentalnya tidak siap sama sekali, maka akan makin sulit mempersiapkan belajar dan lainnya.

Walaupun sulit, para murid kelas 12 juga harus bisa membagi waktu untuk belajar materi yang cukup banyak. Tak jarang waktu untuk bermain berkurang, bahkan waktu tidur pun ikut ‘tertelan’ sambil terus mengejar materi pelajaran.

Sulitnya Belajar Daring

Tak beda dari tahun-tahun sebelumnya, untuk UTBK akan ada beberapa mata pelajaran yang akan diujikan. Pada pemilih jurusan Sains dan Teknik, Tes Kemampuan Akademik (TKA) akan menguji dengan soal Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi.

Kemudian, untuk TKA jurusan Sosial dan Humaniora yang diujikan adalah Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Selain itu, untuk TKA Campuran, peserta UTBK akan mendapatkan materi TKA Saintek dan Soshum.

Menanggapi sulitnya belajar daring pada masa pandemi, Ketua Pelaksana LTMPT Budi Widyobroto mengatakan, belum ada rencana untuk mengurangi tingkat kesulitan soal dan semacamnya.

“UTBK kan belum mulai. Sekarang LTMPT fokus SNMPTN. Itu nanti saja. Jangan bikin pusing masyarakat,” kata Budi saat ditanyai Bisnis.

Pihak LTMPT sendiri mengaku pelaksanaan UTBK tahun lalu membawa banyak pelajaran untuk pelaksanaan tahun ini. Diharapkan, pelaksanaan UTBK 2021 bisa lebih lancar dibanding tahun lalu.

Ketua LTMPT Moh Nasih mengatakan, tahun ini ada beberapa hal yang disempurnakan, antara lain terkait integrasi dengan keikutsertaan Direktorat Jenderal Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pada integrasi tersebut, tahun ini siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berkesempatan lebih besar saat mendaftarkan diri ke jenjang D4.

Selain itu, untuk data peserta ujian LTMPT juga sudah sepenuhnya menggunakan Data Pokok Pendidikan (Dapodik), Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemendikbud, dan pusat data di Kemenag yang mengurus siswa Madrasah setara SMA.

Sampai penutupan pendaftaran akun untuk SNMPTN pada Senin (22/2/2021), tercatat sudah ada 629.467 siswa melakukan login, 544.434 siswa memilih program studi, 5.637 siswa mengunggah portofolio, dan sudah 507.965 siswa sampai pada finalisasi data.

Finalisasi registrasi akun LTMPT sendiri akan ditutup pada Rabu 24 Februari.

Beda dengan 2020

Budi Widyobroto menjelaskan, pada dasarnya dari segi persyaratan sekolah dan peserta untuk SNMPTN 2021 tak jauh berbeda dari 2020, hanya saja persyaratan memilih program studi dibedakan.

Tahun ini, siswa yang memilih dua program studi berbeda, salah satunya harus di perguruan tinggi negeri (PTN) yang berada di satu provinsi yang sama dengan SMA/SMK.

“Pada prinsipnya setiap siswa dapat memilih dua prodi, baik dari satu atau dua PTN. Khusus SNMPTN, artinya kalau pilih dua prodi, misalkan siswanya dari Makassar harus mengambil salah satu prodi di PTN yang ada di Makassar juga,” jelas Budi.

Adapun, siswa yang sudah diterima SNMPTN tidak diperkenankan untuk mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) untuk Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Kendati demikian, hasil UTBK otomatis akan digunakan untuk SBMPTN, serta bisa digunakan untuk mengikuti seleksi mandiri sesuai dengan ketentuan masing-masing kampus.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper