Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vaksinator Tersedia, Ketersediaan Vaksin Sulit Dipastikan

Pemerintah akan terus berusaha untuk mendapatkan vaksin secara berkelanjutan.
Petugas menyuntikan vaksin Covid-19 kepada pedagang di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, Rabu (17/2/2021). Vaksinasi Covid-19 tahap kedua yang diberikan untuk pekerja publik dan lansia itu dimulai dari pedagang Pasar Tanah Abang. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Petugas menyuntikan vaksin Covid-19 kepada pedagang di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, Rabu (17/2/2021). Vaksinasi Covid-19 tahap kedua yang diberikan untuk pekerja publik dan lansia itu dimulai dari pedagang Pasar Tanah Abang. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menargetkan akan melakukan vaksinasi pada 182 juta jiwa hingga akhir 2021. Namun, ketersediaan vaksin di dalam negeri menjadi tantangan utama saat ini.

Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa saat ini tersedia sekitar 39.000 vaksinator di penjuru negeri. Secara terperinci vaksinator tersebut terbagi menjadi vaksinator sipil mencapai 30.000 orang dan vaksinator gabungan militer dan kepolisian sebanyak 9.000 orang.

"Problem besarnya adalah ketersediaan vaksin itu sendiri yang tidak bisa dalam jumlah yang kami inginkan dalam waktu sekarang ini. Vaksin [Covid-19] di dunia ini menjadi rebutan 215 negara," ujarnya dalam Perayaan Imlek Nasional 2021, Sabtu (20/2/2021).

Kepala Negara menyampaikan bahwa pemerintah akan terus berusaha untuk mendapatkan vaksin secara berkelanjutan. Adapun, lanjutnya, Indonesia telah mendapatkan komitmen ketersediaan vaksin sebanyak 426 juta dosis.

Dengan kata lain, setidaknya akan ada 213 orang yang dapat divaksinasi jika satu pasien mendapatkan dua dosis vaksin per vaksinasi. Walakin, Presiden Widodo belum dapat memastikan kapan komitmen tersebut akan teralisasi.

Sebelumnya, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro menargetkan Indonesia dapat mengekspor Vaksin Merah Putih untuk memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 global.

Target itu disampaikan Bambang menyusul rencana pembentukan konsorsium Vaksin Merah Putih yang bakal melibatkan empat perusahaan swasta yakni PT Kalbe Farma, PT Biotek Farmasi Indonesia, PT Tempo Scan Pacific Tbk., dan Daewoong Pharmaceutical Co.

“Saya sudah mendorong Menteri BUMN agar Bio Farma memimpin suatu konsorsium dengan mangajak perusahaan seperti Biotis, Tempo Scan, Daewoong dan Kalbe Farma untuk bekerja sama memenuhi kebutuhan vaksin di Indonesia,” katanya.

Setelah kebutuhan nasional tercapai, Bambang menuturkan bahwa Vaksin Merah Putih itu dapat diekspor untuk memenuhi kebutuhan global. Target itu kanberdasar lantaran kapasitas produksi satu perusahaan swasta itu mencapai satu miliar dosis per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper