Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyatakan rehabilitasi pascabanjir di Subang dan Karawang membutuhkan kolaborasi banyak pihak.
Saat mengunjungi lokasi pengungsi korban banjir di Subang dan Karawang, Jawa Barat, Wapres mengatakan bahwa penanganan banjir tidak hanya dikerjakan oleh unsur pemerintah.
"[Pemerintah] tidak bisa sendirian. Maka, baik pemerintah, organisasi nonpemerintah, dan swasta diharapkan ikut memberikan peranan dan kontribusinya yang secara kolaboratif menentukan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana," kata Wapres di Subang, Jawa Barat, Sabtu (13/2/2021).
Di samping itu, Wapres menekankan penanganan pascabencana perlu menerapkan prinsip pembangunan yang lebih baik, aman dan berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan komitmen global yang telah disepakati Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Karena itu saya imbau, mari kita sama-sama upayakan proses penanganan kedaruratan yang bersifat mendesak, yang diikuti dengan pemulihan pascabencana jangka pendek dan jangka menengah," ujarnya.
Wapres mengungkapkan diperlukan pelibatan komponen lain selain pemerintah, termasuk masyarakat dan dunia usaha untuk penanganan pascabencana.
Sementara itu, Wapres turut memberikan sejumlah bantuan kepada para pengungsi dan Pemerintah Kabupaten Subang. Jenis bantuan terbagi dalam tiga paket.
Pertama, secara simbolis dia menyerahkan bantuan dari Presiden, berupa 1.500 paket sembako, berupa beras, minyak, teh, gula, dan masker.
Kedua, bantuan 200 paket alat kebersihan, dukungan dari Kementerian Sosial. Ketiga, Wapres turut menyerahkan bantuan 10.000 alat rapid test, 300.000 masker, 5.000 sarung, dan 1.000 matras, dukungan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Wapres juga memberikan bantuan berupa 600 paket makanan siap saji, 300 paket makanan anak, 300 lembar selimut, 300 lembar matras, 200 buah kasur, dan 50 paket keperluan anak di Kecamatan Teluk, Jambe Barat, Kabupaten Karawang, Jabar.
Sebelumnya, BPBD Subang melaporkan sedikitnya 129.535 warga dari 42.084 kepala keluarga terdampak banjir Subang. Bencana itu terjadi sejak 7 Februari 2021. Peristiwa itu juga terdampak 110 desa di 21 kecamatan.
Di sisi lain, banjir Karawang juga terdampak pada 4.837 kepala keluarga atau 15.352 jiwa. Hingga pekan lalu, sedikitnya 691 orang mengungsi.