Bisnis.com, JAKARTA - Partai Republik Amerika Serikat (AS) bersiap untuk sebuah “pertempuran” menyangkut masa depan partai setelah mantan presiden Donald Trump mengganti para pengacara beberapa hari sebelum sidang pemakzulan yang mengindikasikan sikapnya bahwa pemilu 2020 adalah penipuan.
Sidang pemakzulan di Senat atas Trump akan dimulai pada 9 Februari, tetapi dia berbeda pendapat dengan tim hukumnya. Mereka dilaporkan menolak untuk lebih fokus pada pembelaan klaim tak berdasar atas kecurangan pemilu ketimbang masalah konstitusional.
Pengadilan mantan presiden atas tuduhan "hasutan pemberontakan" dan penyerbuan di gedung Capitol oleh para pendukungnya telah mengungkap keretakan antara loyalis Trump yang mendominasi Partai Republik dan kelompok dari sayap moderat.
"Sidang pemakzulan Senat ... akan meminta semua Partai Republik untuk mengambil posisi yang lebih jelas," kata Gubernur Arkansas Asa Hutchinson kepada stasiun televisi ABC dalam acara "This Week" seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (1/2/2021).
Dia mengatakan, Trump telah membantu membangun partai dalam empat tahun terakhir, namun diharapkan tidak menghancurkan partai dalam empat tahun mendatang.
"Kami harus menghormati orang-orang yang mendukung Donald Trump, tapi pada saat yang sama, kami tidak ingin mengabaikan tindakan mengerikan yang terjadi di Capitol," ujarnya.
Baca Juga
Trump berupaya menghindari hukuman dengan dukungan anggota partai di Senat, namun lima orang Republikan tak berpihak pada Trump dengan alasan konstitusional. Hanya saja, persidangan masih akan ditentukan oleh siapa yang mengendalikan partai setelah kekalahan periode pertama Trump.
Pada 6 Januari, Trump menyampaikan pidato berapi-api di luar Gedung Putih mendesak para pendukungnya untuk mendatangi gedung Capitol demi membatalkan hasil pemilu.
Para pengunjuk rasa kemudian secara brutal menyerbu gedung Capitol dalam sebuah pemandangan yang mengejutkan dunia.
"Komentar presiden hari itu sebagian bertanggung jawab atas apa yang terjadi, atas kekerasan yang mengerikan," kata Senator Republik Rob Portman.
Dia menegaskan, apa yang dilakukan Trump itu salah dan tidak bisa dimaafkan.
Adam Kinzinger, salah satu dari 10 anggota Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat yang memberikan suara untuk pemakzulan awal bulan ini, mengatakan pada Minggu bahwa Trump "putus asa, namun terlihat seperti dia memimpin partai."