Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah pengunjuk rasa yang ditahan di Rusia melonjak akibat aksi demonstrasi yang merebak di seluruh negeri untuk mendukung pemimpin oposisi yang ditahan Alexey Navalny.
Setidaknya 5.045 orang ditahan, dengan lebih dari 1.600 di Moskow saja. Jumlah itu menandai rekor penahanan tertinggi sejak 2011, menurut OVD-Info, situs independen yang memantau penangkapan seperti dikutip CNN.com, Senin (1/2/2021).
Di antara mereka yang ditahan adalah istri Navalny, Yulia Navalnaya, yang kemudian dibebaskan.
Tim pembela Navalny mengatakan, bahwa aksi demonstrasi akan dilanjutkan pada Selasa (2/2/2021), ketika pengadilan Moskow menggelar perkara kasus Navalny atas tuduhan penipuan.
Pengadilan akan menetapkan apakah hukuman yang ditangguhkan harus diganti dengan hukuman penjara.
"Protes hari ini telah berakhir, tetapi kami terus berjuang untuk kebebasan Alexey Navalny," menurut tim tersebut di saluran Telegram mereka pada pukul 18:20. waktu lokal.
Baca Juga
Navalny ditahan pada 17 Januari, beberapa saat setelah tiba di Moskow.
Sebelumnya, dia berbulan-bulan menjalani perawatan di Jerman setelah diracuni pada Agustus 2020 dengan agen saraf Novichok. Dia menyebut, pemerintah Rusia telah meracuninya, namun berulang kali dibantah Kremlin.
Sebelumnya, istri pemimpin oposisi Alexey Navalny ditahan di Moskow setelah dia bergabung dengan pengunjuk rasa di seluruh negeri untuk memprotes penahanan suaminya.
"Yulia Navalnaya ditahan saat menggelar protes! Bebaskan Navalny!" Ujar tim hukum Navalny melalui akun Twitter.
Menurut OVD-Info, para pendukung Navalny, yang telah ditahan selama dua minggu, mengatakan mereka merencanakan aksi protes di setidaknya di 120 kota di seluruh negeri, mulai siang waktu setempat di setiap lokasi.
Sedangkan, pengunjuk rasa di Moskow berencana untuk berbaris ke pusat penahanan Matrosskaya Tishina tempat Navalny ditahan.