Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemimpin Asean Dinilai Perlu Tahan Diri untuk Komentari Isu Myanmar

Hal ini diungkapkan oleh pakar hubungan internasional Universitas Padjajaran Teuku Rezasyah saat dihubungi Bisnis, Senin (1/2/2021).
Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi saat pertemuan bilateral Indonesia-Myanmar di sela-sela KTT ASEAN ke-34 di Bangkok, Thailand, Sabtu (22/6/2019)./ANTARA FOTO-Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi saat pertemuan bilateral Indonesia-Myanmar di sela-sela KTT ASEAN ke-34 di Bangkok, Thailand, Sabtu (22/6/2019)./ANTARA FOTO-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA - Pemimpin Asean diprediksi akan tetap bersikap moderat dalam menghadapi pergolakan politik yang terjadi di Myanmar setelah militer mengambil alih kekuasaan dan menangkap pemimpin dan tokoh politik seperti Aung San Suu Kyi.

Hal ini diungkapkan oleh pakar hubungan internasional Universitas Padjajaran Teuku Rezasyah saat dihubungi Bisnis, Senin (1/2/2021).

Penangkapan permimpin tertinggi Myanmar itu pun telah mengejutkan seluruh kepala negara Asean lantaran dia terpilih dari pemilihan umum yang demokratis. 

Namun, Teuku meyakini pemimpin Asean akan sangat berhati-hati menyikapi perkembangan yang sedang terjadi di Myanmar ini untuk menghindari kritik kepada pemerintahan transisi di Myanmar dan menjaga stabilitas Asean.

“Sesuai prinsip-prinsip yang telah disetujui juga oleh Myanmar dalam Asean Charter, maka seluruh negara dalam Asean termasuk Indonesia akan bersikap normatif dan diplomatis,” katanya.

Asean akan menghindari penyebutan aksi penangkapan sebagai sebuah kudeta, tetapi sebagai sebuah proses politik yang sedang dihadapi secara sangat hati-hati oleh Myanmar sebagai sebuah bangsa yang berkeadaban tinggi.

Kendati demikian, di saat yang sama, Indonesia sebagai anggota yang disegani di kawasan diharapkan mampu membuka kontak kemiliteran dan diplomatik yang selama ini telah berjalan dengan sangat baik.

“Dengan cara meminta para pengkritik tersebut menahan diri, guna mencegah pihak militer Myanmar terpancing untuk melakukan perilaku yang tidak sejalan dengan prinsip-prinsip  hukum internasional,” lanjutnya.

Pasalnya, jika Asean mengkonfrontasi peralihan pemerintah di Myanmar dikhawatirkan akan mengubah sikap politik luar negeri yang justru akan merugikan kawasan, misalnya terkait dengan Laut China Selatan.

Dia mengatakan pemerintahan transisi yang sedang dipimpin kalangan militer ini akan tanpa sadar terjebak dalam  skenario  persaingan AS - China di Asia Tenggara dan Indo-Pasifik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper