Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi (Kemenristek/BRIN) terus mendorong inovasi alat-alat kesehatan dan pelacakan Covid-19.
Salah satunya mengembangkan alat tes PCR khusus untuk melacak mutasi Virus Corona SARS-CoV-2.
Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro mengatakan, saat ini pihaknya terus melakukan whole genome sequencing (WGS) untuk menguji molekular yang lebih luas untuk berbagai varian Virus Corona penyebab Covid-19 yang beredar di Indonesia.
Namun, untuk melacak mutasi virus D614G yang sekarang sudah beredar di Indonesia, Kemenristek sudah mengembangkan alat tes PCR khusus.
“Kami menganalisis mutasi di Indonesia tidak lagi menggunakan WGS, tapi sudah menggunakan PCR khusus untuk melacak mutasi D614G. Ini sudah digunakan di Surabaya dan Jawa Timur secara umum,” kata Bambang menjawab pertanyaan Bisnis pada konferensi pers Rakor Kemenristek/BRIN, Kamis (28/1/2021).
Bambang mengatakan, alat tes PCR khusus untuk analisis mutasi virus sudah dilakukan di Universitas Airlangga. Jawa Timur menjadi pilihan lantaran sempat terjadi lonjakan kasus dan memiliki angka kematian akibat Covid-19 yang konstan tinggi.
Baca Juga
Selama 2020, melalui Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 sebagai perwujudan triple helix antara Pemerintah, Peneliti dan Industri, Kemenristek/BRIN telah menghasilkan lebih dari 61 produk inovasi untuk menjawab kebutuhan masyarakat dan mempercepat penanggulangan pandemi Covid-19.
Upaya 4T (Testing, Tracing, Tracking dan Treatment) dilakukan baik dalam bidang pencegahan, skrining dan diagnosis, obat dan terapi, maupun alat kesehatan dan pendukung.
Produk-produk inovasi tersebut terus disempurnakan dan beberapa telah digunakan oleh masyarakat, seperti Ventilator, Mobile Lab BSL-2: Laboratorium berjalan untuk pengujian sampel Covid-19, Rapid Test Kit, GeNose C19: alat skrining cepat melalui hembusan napas, dan lain sebagainya.
Produk inovasi ini juga terus dikembangkan secara sistematis agar terintegrasi satu sama lain.
Hasil tes dari alat skrining yang berbasis antigen seperti CePAD dan RT Lamp juga dapat dikombinasikan dengan wearable device berbentuk gelang yang terhubung dengan internet untuk memantau kepatuhan mobilitas pengguna dengan hasil positif.
Data hasil tes yang tersimpan juga dapat dimasukkan dalam aplikasi Health Pass atau paspor kesehatan untuk Covid-19.
“Untuk meningkatkan pemanfaatan dan daya guna produk Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 serta untuk mengetahui respon pengguna terhadap kinerja produk, Kemenristek/BRIN juga telah melakukan Bakti Inovasi ke kurang lebih 15 kota/kabupaten di Indonesia,” ujar Bambang.