Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lingkungan Sekolah Picu Lonjakan Kasus Covid-19 di Korea Selatan

Otoritas Korsel pun berjibaku menahan penularan Covid-19 di wilayah tersebut seiring terjadinya lonjakan kasus baru yang menjauhkan negara itu dari berakhirnya gelombang ketiga pandemi.
Seorang wanita menjalani tes Covid-19 di sebuah klinik darurat di Seoul, Korea Selatan (26/8/2020)./Antara/Reuters-Kim Hong-Ji
Seorang wanita menjalani tes Covid-19 di sebuah klinik darurat di Seoul, Korea Selatan (26/8/2020)./Antara/Reuters-Kim Hong-Ji

Bisnis.com, JAKARTA - Korea Selatan dihadapkan pada problem peningkatan penyebaran virus Corona atau Covid-19 yang berpusat di lingkungan sekolah-sekolah Kristen.

Otoritas Korsel pun berjibaku menahan penularan Covid-19 di wilayah tersebut seiring terjadinya lonjakan kasus baru yang menjauhkan negara itu dari berakhirnya gelombang ketiga pandemi.

Dalam konferensi pers, pejabat kesehatan senior Korea Selatan Yoon Tae-ho mengatakan ada 297 kasus terlacak berkaitan dengan enam gereja dan sekolah yang dikelola oleh organisasi Kristen.

Lebih dari 100 kasus terkonfirmasi Covid-19 dalam semalam di antara orang-orang yang terkait dengan sebuah gereja dan sekolahnya di Gwangju, yang berjarak sekitar 270 kilometer dari Ibu Kota Seoul, menurut keterangan resmi. Sementara itu, 171 kasus lainnya terkait dengan sekolah di Daejeon sejak 17 Januari.

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KCDA) menyebut bahwa wabah di sekolah Kristen di Daejeon telah muncul beberapa lama sebelum akhirnya terdeteksi.

International Mission, organisasi yang bertanggung jawab atas fasilitas keagamaan dan pendidikan tersebut, telah diperintahkan untuk menguji deteksi setiap orang yang terkait dengan 32 dari total 40 gereja dan sekolah di seluruh Korea.

Kelompok keagamaan ini menyampaikan permohonan maaf karena tidak mengambil langkah awal untuk mencegah penyebaran infeksi. Pihaknya menyebut bahwa ada sejumlah siswa terinfeksi tanpa gejala, namun mereka juga telah abai dalam mewajibkan tes bagi siswa dengan gejala flu.

"Kami memohon maaf sebesar-besarnya karena tidak merespons sedari awal dan karena berpikir bahwa para siswa mungkin hanya terkena pilek ketika ada seorang siswa yang mengalami demam," kata International Mission dalam sebuah pernyataan.

Organisasi tersebut menyatakan akan menyerahkan daftar lengkap siswa dan staf sekolah-sekolah mereka. 

Perdana Menteri Chung Sye-kyun meminta siapa saja yang terafiliasi dengan fasilitas yang terinfeksi untuk ikut dites. "Kuncinya adalah kecepatan. Saya meminta otoritas dan pemerintah lokal untuk mengerahkan upaya penuh dalam mengidentifikasi fasilitas terkait serta mencegah penularan lebih lanjut," kata Chung dalam pemaparan di pemerintahan.

KCDA melaporkan 559 kasus baru per Selasa (26/1/2021) tengah malam, naik dari 354 kasus di hari sebelumnya. Total keseluruhan saat ini berada di angka 76.429 kasus infeksi dan 1.378 kematian.

Korea Selatan sempat mengendalikan penularan virus berkat pengujian dan penelusuran kontak secara agresif, namun gelombang ketiga yang muncul di akhir tahun lalu lebih sulit dikendalikan.

Menurut KCDA, 45,5 persen infeksi di negara itu sepanjang tahun 2020 disebabkan oleh penularan klaster yang muncul di kelompok-kelompok kecil. Fasilitas keagamaan menjadi salah satu pusat yang utama.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper