Bisnis.com, JAKARTA - Ledakan besar terdengar di wilayah penerbangan Riyadh, Arab Saudi pada Selasa (26/1/2021). Fenomena itu menimbulkan dugaan bahwa Arab Saudi kembali diserang, tapi berhasil dicegah.
Menurut sejumlah saksi mata, ledakan tersebut menyerupai ledakan misil yang berhasil diintervensi.
"Seorang teman di Riyadh sampai mengatakan bahwa rumahnya bergetar. Sepertinya misil yang berhasil dicegah," ujar Pemimpin Redaksi Al Arabiya, dikutip dari Express, Selasa (26/1/2021).
Ini serangan ketiga dalam sepekan terakhir di Riyadh. Pada Sabtu kemarin, Riyadh juga dihajar serangan drone yang untungnya berhasil dicegah.
Pemerintah Arab Saudi menduga serangan tersebut dilakukan oleh kelompok Houthi (sekutu Iran) yang memang tengah berkonflik dengan Arab Saudi.
Houthi membantah tuduhan tersebut. Juru bicara militer untuk kelompok Houthi, yang beberapa kali menyerang kota-kota Saudi, mengatakan pihaknya tidak melakukan serangan apapun. Belakangan, muncul kelompok bernama Alwiya Alwaad Alhaq yang mengklaim sebagai dalang serangan.
Baca Juga
Hingga berita ini ditulis, siapa yang meluncurkan serangan hari ini belum diketahui. Apakah yang hancur misil ataupun drone pun belum dipastikan. Sejumlah saksi mata mengaku hanya melihat ledakan dan asap putih di langit kota Riyadh.
Sejumlah negara tetangga telah mengutuk apapun serangan yang ditujukan ke Riyadh, baik oleh Houthi ataupun bukan. Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab, misalnya, menyatakan akan mendukung Arab Saudi untuk bertahan dari serangan-serangan yang telah terjadi.
Selain Inggris, Amerika juga mengecam serangan terkait. Menurut Kementerian Luar Negeri Amerika, serangan-serangan ke Riyadh hanya akan memperkeruh konflik di Timur Tengah selain mengancam nyawa para penduduk sipil.
"Sementara kami berupaya untuk menekan eskalasi konflik di Timur Tengah lewat diplomasi, termasuk mengakhiri perang di Yemen, kami juga membantu Arab Saudi bertahan dari serangan ke wilayahnya," ujar Kementerian Luar Negeri Amerika.