Bisnis.com, JAKARTA--Satgas Pangan Polri membeberkan penyebab kedelai semakin langka yang berimbas pada mahalnya harga kedelai dalam beberapa hari terakhir.
Kepala Bagian Penerangan Umum Polri, Kombes Pol Ahmad Ramadhan menjelaskan bahwa Satgas Pangan Polri telah melakukan pengecekan di tiga gudang importir kedelai besar yaitu di PT Segitiga Agro Mandiri, PT FKS Mitra Agro dan PT Sungai Budi.
Menurut Ramadhan, pengecekan itu dilakukan agar Satgas Pangan mengetahui penyebab kelangkaan dan mahalnya harga kedelai di Indonesia.
"Berdasarkan hasil pengecekan di tiga lokasi itu, didapatkan fakta bahwa memang terjadi kenaikan harga kedelai dari Rp6.800 menjadi Rp8.300," tutur Ramadhan, Rabu (6/1/2021).
Ramadhan menjelaskan penyebab kelangkaan dan kenaikan harga kedelai terjadi karena pada bulan Oktober-Desember 2020, kapal pengangkut bahan kedelai sudah jarang beroperasi, sehingga importir memakai kapal tujuan negara Singapura dan terjadi keterlambatan pengiriman 2-3 minggu untuk tiba di Indonesia.
"Oktober-Desember 2020 kapal yang langsung ke Indonesia sangat jarang, sehingga menggunakan angkutan tujuan negara Singapura dan sering terjadi keterlambatan karena menunggu waktu dalam koneksi ke Indonesia," katanya.
Sebelumnya, Gabungan Koperasi Pengrajin Tahu-Tempe Indonesia (Gakoptindo) menduga kenaikan harga tersebut disebabkan oleh meningkatnya permintaan kedelai oleh China. Tetapi, Adhi menilai kenaikan permintaan tersebut tidak menjadi pendorong tunggal.
Adhi berpendapat fenomena kelangkaan kontainer yang terjadi sejak kuartal III/2020 juga berkontribusi dalam menaikkan harga kedelai. Adapun, 90 persen dari kedelai yang ada di dalam negeri berasal dari Amerika Serikat.
Berdasarkan data Asosiasi Importir Kedelai Indonesia (Akindo) di mana ketersediaan stok kedelai di gudang importir selalu stabil di angka 450.000 ton, dengan kebutuhan untuk para anggota Gakoptindo sebesar 150.000 -160.000 ton per bulan.