Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wabah Strain Baru Corona Meluas, Warga Sydney Wajib Pakai Masker

Peraturan baru ini ditegakkan karena otoritas kesehatan Australia berjuang untuk mengatasi kelompok virus baru yang telah mengganggu periode puncak liburan musim panas di negara itu.
Sejumlah orang pada 20 Maret 2020 berjalan di Circular Quay di Sydney melewati kafe-kafe yang kosong akibat lockdown yang diberlakukan untuk membendung penularan virus corona jenis Covid-19./Bloomberg
Sejumlah orang pada 20 Maret 2020 berjalan di Circular Quay di Sydney melewati kafe-kafe yang kosong akibat lockdown yang diberlakukan untuk membendung penularan virus corona jenis Covid-19./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Warga Sydney diwajibkan memakai masker di sebagian besar tempat umum, baik luar dan dalam ruangan.

Peraturan baru ini ditegakkan karena otoritas kesehatan Australia berjuang untuk mengatasi kelompok virus baru yang telah mengganggu periode puncak liburan musim panas di negara itu.

Dikutip dari Bloomberg, peraturan baru ini akan berlaku bagi semua penduduk kota terbesar Australia tersebut pada Senin (4/1/2021). Perdana Menteri New South Wales Gladys Berejiklian mengatakan penduduk wajib untuk mengenakan masker saat berbelanja, di transportasi umum, di bioskop dan kasino, dan di tempat ibadah.

Orang-orang yang melanggar aturan - yang juga akan diterapkan di Wollongong, Central Coast dan Blue Mountains - akan dikenakan denda A$200 atau US$154.

New South Wales menambahkan tujuh kasus baru yang didapat secara lokal dalam 24 jam terakhir. Angka ini meningkatkan ukuran cluster yang awalnya terbatas pada wilayah Pantai Utara Sydney yang menyebar ke wilayah lain di kota dan sekarang telah menginfeksi lebih dari 150 orang.

Berejiklian mengumumkan batasan lain, termasuk membatasi pembatasan di kelas gym, pernikahan, dan pemakaman.

"Strategi di New South Wales ini adalah untuk menjaga kehidupan senormal mungkin, tetapi juga untuk memastikan kami mempertahankan dan bahkan meningkatkan aktivitas ekonomi," kata Berejiklian, pada hari Sabtu (2/1/2021).

Pengumuman itu datang ketika negara bagian tetangga Victoria mengatakan telah mendeteksi 10 kasus virus baru yang didapat melalui transmisi lokal, sebagian besar terkait dengan wabah di ibu kota Melbourne. Tahun lalu, kota ini telah mengalami salah satu lockdown yang paling ketat dan terpanjang di dunia, dan sebelumnya menjadi satu-satunya tempat di Australia di mana pemakaian masker diwajibkan.

Australia telah berhasil menekan sebagian besar penularan komunitas melalui lockdown yang ketat dan pelacakan kontak, dan dengan membatasi kedatangan internasional dan mengisolasi semua pelancong yang kembali dari perjalanan luar negeri selama 14 hari di hotel karantina.

Pihak berwenang yakin wabah baru di dua negara bagian terpadat di Australia kemungkinan akan membesar. Pasalnya, pemerintah pusat melakukan penghapusan banyak pembatasan perbatasan antar negara bagian yang memungkinkan orang untuk bepergian lebih bebas selama puncak musim liburan musim panas.

Deteksi cluster terbaru telah menyebabkan beberapa negara bagian mengatur pembatasannya. Kondisi ini menyebabkan kekacauan bagi ribuan keluarga yang melakukan perjalanan antarnegara bagian untuk berlibur.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper