Bisnis.com, JAKARTA - Warga yang menjadi saksi mata menggambarkan suasana mendebarkan saat mereka berada di dalam mall Westfield Bondi Junction, Sydney, Australia tempat terjadinya insiden penikaman yang menewaskan 6 orang pada Sabtu sore (13/4/2024).
Pengunjung dan karyawan di mall tersebut mulai menyadari ada sesuatu yang tidak beres sebelum jam 4 sore waktu setempat, ketika tanda-tanda pertama dari masalah termasuk orang-orang yang berlarian ke dalam pusat perbelanjaan.
Max Barnsley, yang bekerja di lantai lima Westfield Bondi Junction, mengatakan bahwa dia awalnya tidak berpikir ada insiden penusukan.
"Namun hal itu berlangsung terlalu lama. Toko-toko pun terkunci. Kami hanya berada di ruang belakang, sedang menelepon polisi, mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi," katanya dilansir dari ABC News, Sabtu (13/4/2024).
Seorang pengunjung toko, Kelly, melihat orang-orang berlarian dan berteriak. Dia juga melihat seorang pria dan wanita yang terluka, dan awalnya mengira mereka telah ditembak setelah mendengar suara tembakan.
"Semua toko menutup pintu. Kami tidak bisa masuk, mereka tidak mengizinkan kami masuk. Kami hanya berlari ke tangga darurat. Saya pikir saya akan mati. Saya pikir kami akan ditembak dan dibunuh. Kami pikir dia punya senjata. Kami tidak tahu bahwa itu adalah pisau," ujarnya
Baca Juga
Banyak saksi mata berlindung di dalam toko yang terkunci. Seorang saksi, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan bahwa ia berada di dekat toko Country Road ketika ia melihat seorang pria berkemeja hijau mulai menikam orang lain "tanpa pandang bulu".
"[Kami hanya mendengar] teriakan, teriakan dan tidak lama kemudian kami mendengar suara tembakan dan kami berpikir, 'Kami harap itu polisi,'" kata saksi tersebut kepada ABC.
Ketika ada orang yang edang sekarat dalam jarak 10 meter, dia mengambil handuk dan ada tiga orang sekarat di sekitar saya.
"Itu pembantaian yang mengerikan," katanya.
Vernon Michael mengatakan bahwa dia berada di Sourdough Bakery di mana seorang wanita ditikam. Kemudian terdengar teriakan instruksi untuk "lari".
Dia mengatakan beberapa menit kemudian, dia melihat seorang pria bersenjatakan pisau besar di eskalator.
"Pelaku berjalan dengan sangat tenang, dia berjalan seperti sedang makan es krim di taman," kata Michael.
Dalam satu menit, ia mengatakan bahwa ia mendengar tiga kali suara tembakan. Evakuasi kemudian dilakukan, sementara puluhan ambulans menunggu di jalan-jalan di luar.
Brendan Blomeley, yang berada di pusat perbelanjaan tersebut bersama putrinya yang berusia 13 tahun dan putranya yang berusia 11 tahun, melarikan diri dari pusat perbelanjaan tersebut bersama "ribuan orang lainnya".
"Sangat mengerika. Kami berada di dalam toko dengan banyak orang lain, tetapi polisi sangat brilian dan tingkat responsnya sangat baik," jelasnya.
Kepolisian New South Wales mengatakan bahwa pria bersenjata tersebut dihadang oleh seorang polisi wanita dan ditembak mati oleh polisi tersebut.
Banyak orang yang tidak berada di dalam pusat perbelanjaan tersebut menunggu dengan cemas untuk mengetahui apakah orang yang mereka cintai selamat. Warga lainnya kini menuju ke rumah sakit, termasuk St Vincent's, tempat para korban luka-luka dirawat.
Di luar rumah sakit, Isaac Weinberg mengatakan bahwa istrinya, Yvonne, adalah salah satu korban penusukan.
"Kami tidak tahu apa yang telah terjadi. Mereka mengatakan [dia] ditikam di sudut kanan atas punggungnya. Dia pikir dia ditinju dan kemudian dia menyentuh dirinya sendiri dan ada darah. Dia masih hidup dan itu yang terpenting," katanya.
Polisi senior mengatakan bahwa mereka yakin pria itu bertindak sendiri. Mereka mengatakan bahwa sejauh ini mereka tidak menemukan apa pun di tempat kejadian yang mengindikasikan motif atau ideologi pelaku penikaman berdarah di Sydney.