Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej memastikan komitmennya untuk mendukung visi misi pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Akademisi UGM itu bahkan menegaskan kembali pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa tidak ada visi-misi menteri tetapi yang ada adalah visi-misi presiden dan wakil presiden.
“Karena itu tugas wamen berdasarkan undang-undang kementerian negara sudah barang tentu adalah membantu menteri,” ujarnya di Istana Merdeka Jakarta, dikutip dari YouTube Sekretaris Presiden, Rabu (23/12/2020).
Lebih lanjut, dia mengaku belum berdiskusi panjang dengan Menkumham Yasonna Laoly karena sang menteri diketahui ada rapat dengan Menkopolhukam Mahfud MD siang ini.
Namun, Edward berencana menemui Menteri Yasonna pada Senin (28/12/2020) untuk berkoordinasi ihwal tugasnya sebagai wakil menteri.
“Karena tugas dari wamen itu adalah membantu menteri maka Pak menteri [Yasonna] dan saya akan melakukan pembagian tugas mana yang akan beliau tangani dan mana yang akan saya tangani atau apa yang akan saya bantu kepada beliau,” jelasnya.
Dia juga mengatakan akan segera memetakan setiap masalah yang ada di kementeriannya sehingga bisa segera diambil langkah solutif atas permasalahan tersebut.
Edward Omar Sharif Hiariej dipilih sebagai Wakil Menteri Hukum dan HAM. Dia adalah akademisi UGM. Putra asli Ambon itu pernah menyandang profesor termuda di almamaternya. Dia menyandang gelar profesor di usia 37 tahun.
Sosok Prof Eddy, begitu dia biasa dipanggil, menarik perhatian setelah dia tampil sebagai saksi ahli untuk pasangan Presiden Joko Widodo - Ma'ruf Amin dalam sidang perselisihan hasil Pemilu 2019 lalu.
Dalam dunia akademis, Eddy dikenal sebagai ahli hukum pidana. Dia termasuk sosok yang cukup tertarik dan menaruh perhatian di isu korupsi, cyber crime, pencucian uang dan terorisme.
Prof Eddy adalah orang 'Bulaksumur' kedua yang menjabat Wamenkumham. Sebelum dia ada nama Denny Indrayana yang menjabat pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.